Vicharius DJ
[email protected]
Jakarta-TAMBANG. Harga minyak dunia memang sedang mengalami penurunan dan memunculkan opini agar rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi dibatalkan. Namun, tampaknya kenaikan BBM subsidi tak bisa dihindari meskipun sampai hari ini belum ada pengumuman resminya.
Direkrut Pembinaan Program Migas, Kementerian ESDM, Agus Cahyo Adi mengatakan neraca perdagangan nasional sudah terlanjur defisit. Hal itu menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menjadi lemah. Faktor inilah yang ia sebut sebagai sleeping enemy ketika nilai tukar naik di atas 20%
“Inilah bahayanya dan kenapa pemerintah tetap ngotot menyesuaikan subsidi karena APBN sudah tidak sehat lagi,” kata Agus di Jakarta, Kamis (13/11).
Menurut Agus, anggaran subsidi yang selama ini ditujukan pada harga BBM dinilai tidak efektif karena sulitnya menerapkan fungsi kontrol. Maka dari itu, pemerintah memutuskan untuk mengalihkannya ke subsidi langsung pada sektor lain.
“77 persen subsidi dinikmati oleh 26 persen masyarakat yang berpenghasilan tinggi. Masyarakat yang ekonomi rendah hanya menikmati 15 persen,” ujar Agus.
Pengalihan subsidi, kata Agus, akan ditujukan pada sektor-sektor strategis. Dalam industri migas, rencana pemerintah adalah pembangunan infrastruktur pengolahan minyak yang akan membantu menekan jumlah impor produk minyak Indonesia dan mengurangi beban APBN.