Jakarta-TANBANG. PT Merdeka Copper Gold Tbk menargetkan proses produksi emas dari tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi akhir 2016. Selama sembilan tahun awal umur tambang tersebut, jumlah produksi emas sekitar 90.000 oz dan perak 300.000 oz per tahun.
Corporate Secretary Merdeka, Ellie Turjandi mengatakan untuk mendukung proses produksi emas di Tujuh Bukit, Merdeka telah berhasil memenuhi kebutuhan belanja modal dari berbagai sumber pendanaan. Menurutnya, terpenuhinya belanja modal membuktikan tingginya kepercayaan investor dan institusi keuangan baik lokal maupun asing terhadap manajemen dan prospek bisnis perusahaan.
“Kami bersyukur seluruh modal kerja untuk proyek Tujuh Bukit telah terpenuhi kurang dari setahun setelah IPO. Hal ini sangat mendukung proses konstruksi tambang yang tengah berjalan,” kata Ellie usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (8/6).
Perusahaan yang memiliki kode saham di Bursa Efek Indonesia, MDKA itu membutuhkan belanja modal sebesar US$126 juta. Kebutuhan belanja modal tersebut dipenuhi melalui IPO yang dilakukan Juni 2015 dan pinjaman sindikasi tiga bank yaitu BNP Paribas (cabang Singapura), Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (cabang Jakarta) dan Société Générale Asia Limited (cabang Hongkong).
Sebagai perusahaan tambang mineral nasional, Merdeka telah melaksanakan pembangunan selama hampir satu tahun dan hingga April 2016, proyek Tujuh Bukit mencatatkan prestasi 3,3 juta jam kerja tanpa kecelakaan.
Perkembangan Proyek Tujuh Bukit meliputi pembangunan areal pertambangan, pabrik pengolahan bijih, areal lapisan pelindian, bendungan pengelolaan lingkungan serta fasilitas infrastruktur pendukung. Pada semester kedua 2015 sampai dengan semester pertama 2016 perkembangan konstruksi proyek terlihat signifikan dan pesat, hal itu terbukti dengan telah dibuatnya akses jalan utama, fasilitas kantor utama, klinik medis, bengkel perawatan alat berat, pergudangan, instalasi penyimpanan bahan bakar dan instalasi pengolahan air bersih.
Sementara untuk sisa periode semester kedua 2016 konsentrasi pembangunan akan lebih diutamakan untuk konstruksi areal lapisan pelindian, pabrik pengolahan bijih, jalan angkut tambang, pit pertambangan dan pabrik aglomerasi dan pengolahan emas.
Pada Februari 2016, berdasarkan SK Menteri ESDM No. 651k/30/MEM/2016 tambang PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha Merdeka, ditetapkan sebagai objek vital nasional (obvitnas). Penetapan ini menunjukkan bahwa proyek tambang Tujuh Bukit memiliki nilai material dan strategis bagi pemerintah kabupaten, propinsi dan pemerintah pusat dan memberikan dampak yang luas bagi perekonomian, khususnya disekitar areal pertambangan.
Hal itu membuktikan bahwa perusahaan telah menjalankan tata kelola perusahaan dengan baik dan memenuhi seluruh regulasi sesuai perundang-undangan yang berlaku. BSI sebelumnya sudah mengantongi IUP produksi, status clear and clean dan memperoleh Izin Pinjam pakai Kawasan Hutan dari pemerintah pusat.
“Kita harapkan dengan status Obvitnas ini tambang BSI dapat segera berproduksi dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat. Saat ini proyek tambang Tujuh Bukit telah menyerap lebih dari 900 pekerja dimana mayoritas berasal dari warga sekitar Banyuwangi dan Jawa Timur,” ungkap Ellie.
Pada 29 Februari 2016, PT BSI menerima persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) kedua seluas 798,14 Ha, sehingga melengkapi IPPKH sebelumnya yang pernah didapat pada 22 September 2014 seluas 194,72 Ha. Sehingga total IPPKH yang dimiliki PT BSI seluas 992,86 Ha.