Jakarta, TAMBANG – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut bahwa RI siap menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga 61 persen. Sekarang, saham RI di perusahaan tambang terkemuka di dunia ini mencapai 51 persen.
Menurut Bahlil, proses divestasi masih menunggu finalisasi dari pihak Freeport. Setelah Freeport menangani insiden kebakaran di smelter JIIPE, Gresik, Jawa Timur beberapa waktu, proses divestasi akan kembali dilanjutkan.
“Kami masih menunggu hasil finalisasi dari Freeport. Beberapa waktu lalu ada insiden kebakaran di pabrik asam sulfat mereka, jadi setelah tim selesai menangani ini, kami akan lanjutkan pembicaraan soal tambahan saham,” ujarnya dilansir dari keterangan resmi, Jumat (1/11).
Menteri Bahlil memastikan bahwa perpanjangan ini akan memberikan keuntungan signifikan bagi Indonesia, terlebih dengan kepemilikan pemerintah yang sudah lebih dari 50%. “Saya pastikan bahwa perpanjangan ini akan bagus untuk Indonesia. Karena 50% sahamnya itu adalah sekarang milik pemerintah indonesia,” ungkap Bahlil.
Freeport Hingga Newmont Puluhan Tahun Dikuasai Asing, Jokowi: Alhamdulillah Kita Ambil Alih
Terkait biaya tambahan saham 10% tersebut, Bahlil optimistis harganya tidak akan membebani anggaran pemerintah. Bahkan, opsi tanpa biaya tetap terbuka, tergantung pada hasil negosiasi antara pemerintah dan Freeport.
“Kami mengupayakan harga serendah mungkin. Bahkan berpotensi bisa gratis. Insya Allah, proses ini kita upayakan selesai paling lambat awal tahun depan, tergantung dari komunikasi PT Freeport,” jelas Bahlil.
Dengan tambahan saham ini, Indonesia diharapkan semakin kuat dalam pengelolaan sumber daya alam strategis di wilayah tambang Papua, sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memastikan manfaat optimal bagi negara.
Sebagai informasi, proses pengambilan saham 51 persen Freeport Indonesia oleh pemerintah dilaksanakan pada 12 Juli tahun 2018. Seremoni divestasi saham tersebut dilakukan oleh Freeport McMoran dan PT Inalum.