Jakarta-TAMBANG- Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said bersama Ketua Komisi VII DPR-RI, Gus Irawan Pasaribu dan Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero), Amir Rosidin, hari ini lakukan kunjungan kerja ke Pulau Nias untuk memastikan krisis listrik yang sudah terjadi hampir 12 hari sudah dapat diselesaikan.
Menteri ESDM, Sudirman Said, mengapresiasi upaya berbagai pihak dalam menyelasaikan krisis listrik di Nias, Sumatera Utara. Menurutnya upaya maksimum yang dilakukan PLN dan pemangku kepentingan merupakan kunci keberhasilan penyelesaian krisis ini. “Terima kasih dan apresiasi atas dukungan masyarakat dan seluruh pihak terkait yang telah membantu penyelesaian krisis listrik Nias,” ujar Sudirman dalam siaran pers hari ini (Kamis, 14/05).
Selanjutnya, untuk mencegah terjadinya hal serupa di daerah-daerah lain, Sudirman meminta PLN untuk mereviu seluruh kontrak penyediaan listrik yang serupa dengan di Pulau Nias dan memperkuat regionalisasi PLN, agar Direktur Regional dapat segera melakukan langkah – langkah penanganan masalah yang mendesak untuk segera diselesaikan.
Agar kebutuhan listrik di Pulau Nias dapat cukupi, Pemerintah akan memasukkan Pulau Nias dalam Program Indonesia Terang (PIT). “Kita akan menjadikan Pulau Nias sebagai prioritas Program Indonesia Terang (PIT) dengan target peningkatan rasio elektrifikasi dari 57% di Tahun 2015 menjadi lebih dari 90% di akhir Tahun 2019,” imbuh Sudirman.
Ketua Komisi VII DPR-RI, Gus Irawan Pasaribu menambahkan, “saya dan Pak Parlindungan Purba bersama dengan tokoh-tokoh perwakilan Nias di Jakarta mengadakan pertemuan membahas upaya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Nias. Mudah-mudahan dari kejadian ini dapat menjadi titik awal peningkatan rasio elektrifikasi sebagaimana dikatakan oleh Pak Menteri karena merupakan kebutuhan dasar bagi kemajuan Nias di Masa depan”.
Bupati Nias, Sokhiatulo Laoli mengatakan, kehadiran Menteri ESDM ke Pulau Nias, memotivasi kita semua untuk duduk bersama dan menghitung secara cermat berapa kebutuhan kita yang sebenarnya, hal ini dilakukan agar ketersediaan infrastruktur energi di Pulau Nias dapat terpenuhi.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Bisnis Regional Sumatera PT PLN (Persero), Amir Rosidin menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan PLN agar krisis listrik di Pulau Nias tidak terulang kembali. PLN akan membangun PLTG berkapasitas 25 MW. Saat ini lanjut Amir, PLN sedang mengurus perizinannya, diharapkan akhir Agustus mendatang seluruhnya bisa diselesaikan. Selain membangun PLTG, PLN juga akan Pembangunan Transmisi 70 kV P Nias – Gunung Sitoli untuk memperbaiki penyaluran tenaga listrik di sistem Nias yang ditargetkan tahun 2017 sudah selesai, tambah Amir.
Diberitakan sebelumnya, Pulau Nias mengalami krisis listrik akibat 2 PLTD sewa PLN berhenti beroperasi. Berhenti beroperasinya PLTD tersebut menyebabkan krisis listrik di Pulau Nias hingga defisit mencapai 74%. Untuk menyelesaikan krisis listrik tersebut, PLN langsung mengerahkan genset-genset yang berasal dari Aceh, Padang, Jambi, Bengkulu, Lampung, Riau, Sumatera Selatan, bahkan dari Jakarta dan Jawa Barat yang dibawa langsung menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
Dengan pengoperasian 46 mesin genset milik PLN dari berbagai wilayah tersebut masih belum mencukupi, sehingga perlu didatangkan PLTD dari Langsa dengan kapasitas 13 MW, (sebanyak 23 Kontainer) untuk mencukupi kebutuhan listrik di Pulau Nias.
Kembali beroperasinya PLTD 2×10 MW sewa tersebut menyelesaikan krisis listrik yang terjadi di Pulau Nias. PT APR (American Power Rent) selaku pemilik PLTD telah mengirimkan teknisi APR untuk mengoperasikan kembali 2 PLTD di Idanoi dan Moawo.