Jakarta, TAMBANG – Bagi masyarakat Indonesia, kereta api bukan hanya sekadar alat transportasi biasa, melainkan sudah melekat dalam kehidupan sejak masa kecil. Melaui lagu legendaris “Naik Kereta Api” yang diciptakan oleh Saridjah Niung atau Ibu Soed, membuat masyarakat Indonesia begitu dekat dengan kereta api.
Selain mengangkut orang, kereta api juga menjadi moda andalan mendistribusikan batu bara untuk keperluan pembangkitlistrik tenaga uap, khususnya di pulau Jawa dan Sumatera. PT Kereta Api Indonesia (KAI) tercatat memegang mayoritas pengangkutan batu bara dari tambang-tambang yang ada di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel).
Menurut Corporate Deputy Director of Freight Marketing & Sales KAI, Junaidi Nasution, pihaknya melayani pengangkutan batu bara dari hulu hingga hilir. Jalur kereta api langsung terhubung dari lokasi penambangan menuju akses pelabuhan.
Tersedianya sarana lokomotif atau gerbong yang memadai, menjadi daya tarik bagi perusahaan-perusahaan tambang untuk menjalin kerjasama angkutan batu bara dengan kereta api.
“Peran KAI mulai dari pengelolaan terminal (stasiun), handling muat, pengangkutan, handling bongkar, sampai pengelolaan pelabuhan,” kata Junaidi dalam webinar Minerba Talk, Rabu (3/3).
Dari segi ketepatan waktu, pengangkutan batu bara dengan kereta api dinilai jauh lebih akurat, cepat sampai tujuan, risiko kecelakaan minim, dan efisien dalam biaya.
“Kemudian kapasitasnya besar, fleksibel, bebas pungutan liar, dan tentunya murah,” beber Junaidi.
Saat ini, angkutan batu bara yang dilayani KAI mencakup wilayah distribusi di pulau Jawa yakni dari Cigading ke Nambo. Sedangkan di Sumbagsel mulai dari Stasiun Sukacinta di Lahat hingga yang akan dikembangkan di sepanjang jalur menuju Stasiun Kertapati di Palembang dan Stasiun Tarahan di Lampung.
Distribusi batu bara untuk wilayah Jawa lebih dominan dengan tujuan memasok industri dan sejumlah pembangkit, sedangkan di Sumatera distribusinya lebih beragam, ada untuk kebutuhan industri dalam negeri dan juga untuk keperluan eskpor.
Adapun sejumlah perusahaan di Sumbagsel yang tercatat menggunakan angkutan batu bara KAI di antaranya PT Bukit Asam, PT Semen Baturaja, PT Bara Alam Utama, PT Bara Multi Sugih Sentosa, PT Gumay Prima Energy, dan masih banyak lagi.