Wonosobo, TAMBANG – Belakangan, Kabupaten Wonosobo semakin terkenal berkat kesuksesan pertunjukan festival balon udara yang diselenggarakan tiap momen mudik lebaran. Kretivitas baru itu memperkuat potensi objek wisata Dieng sebagai kawasan tamasya andalan Jawa Tengah.
Para pelancong menaksir Dieng sebagai destinasi liburan lantaran suasana alamnya yang sangat asri, sejuk, dan berhawa dingin. Apalagi letaknya yang diapit pegunungan besar Tanah Jawa, yakni Sindoro dan Sumbing.
Untuk bisa menjaga nilai jual tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonosobo dan para pemangku kepentingan menggulirkan sejumlah program untuk merawat kelestarian lingkungan, salah satunya Program Kampung Iklim (Proklim).
Menurut Kepala Dinas LHK Kabupaten Wonosobo, Endang Lisdiyaningsih, pada tahun 2019, Kabupaten Wonosobo mencatatkan emisi gas rumah kaca mencapai sekitar 70 ribu ton karbon. Sehingga, urgensi pelestarian lingkungan semakin tinggi dan perlu diperhatikan.
“Dampak pemanasan global yang begitu terasa hendaknya meningkatkan kesadaran kita bersama dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pengembangan kampung Proklim merupakan sebagai bentuk kepedulian kita bersama,” bebernya, Selasa (7/5).
Adalah Dusun Kawista, yang terletak di lereng Gunung Sumbing, tepatnya di Desa Adiwarno, Kecamatan Selomerto, kini menjadi salah satu wilayah sasaran agenda Proklim. Dalam memuluskan program itu, Pemkab Wonosobo berkolaborasi dengan PT Pamapersada Nusantara, perusahaan kontraktor tambang nomor wahid di Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, Dusun Kawista ditargetkan bakal menyabet kampung Proklim kategori lestari pada tahun 2026 mendatang. Di mana kategori lestari merupakan agregat tertinggi, yang di bawahnya secara berjenjang ada kategori utama, madya, dan pratama.
“Kita akan kolaborasi di Kawista bisa ditingkatkan, bagaimana menjadi Proklim lestari yang terjadwal di 2026. Untuk penyiapan tersebut saya yakin dari Pamapersada Nusantara yang mendampingi, tidak kaleng-kaleng,” tutur Endang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pamapersada Nusantara, Ari Sutrisno mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah gerakan dalam mendampingi Dusun Kawista, yang mencakup aspek lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
“Kenapa Pamapersada Nusantara mendukung, karena sebagai tanggung jawab kita untuk mengurangi dampak terjadinya perubahan iklim. Kita mulai dari yang kecil, harapannya berkembang terus,” jelasnya.
Untuk aspek lingkungan, kata Ari, Pamapersada Nusantara melakukan pendampingan dan pembinaan program bank sampah. Selain itu, pihaknya juga mengedukasi untuk pelestarian sumber mata air di Kawista, yang selama ini nyaris tak pernah kering walaupun saat kemarau panjang.
Pada aspek kesehatan, Perusahaan memberikan dukungan pembangunan sanitasi bersih. Sebab, berdasarkan pemetaan yang ada, wilayah tersebut masih sangat minim akses terhadap sanitasi yang layak.
Pada aspek pendidikan, anak usaha PT United Tractors Tbk itu, membina Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Selomerto sebagai sekolah adiwiyata, yaitu program pembiasaan anak usia dini untuk melakukan pola hidup yang ramah lingkungan, seperti kantin sehat dan gerakan tanpa plastik.
Sedangkan pada aspek ekonomi, Perusahaan mengarahkan masyarakat lokal untuk membudidaya ikan, pertanian terpadu, swasembada sayur dan buah, serta usaha oleh-oleh seperti makanan tiwul dan batik khas Wonosobo.
“Ini merupakan bagian dari fokus Pamapersada Nusantara pada keberlanjutan. Bagaimana kita bekerja bakti untuk bangsa dan negara, walaupun Wonosobo bukan wilayah kerja kami,” tegas Ari.
“Program di Kawista memang belum besar tetapi kemajuannya luar biasa. Kita dapat dukungan dari tokoh setempat,” pungkasnya.