Seruyung, TAMBANG – Bulan Ramadhan, menjadi bulan penuh rahmat. Segenap umat muslim mengisinya dengan puasa dan beragam kegiatan keagamaan. Tidak terkecuali para pekerja di tambang emas Seruyung, Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Utara. Di tengah pekerjaan yang terbilang berat dengan teriknya mentari yang menyengat, semangat puasa mereka tidak pernah surut.
Majalah TAMBANG mendapat kesempatan berharga untuk merasakan suasana Ramadhan di lokasi tambang yang dikelola PT Sago Prima Pratama.
Sepintas tidak ada yang berubah, kegiatan operasi produksi dan pengolahan berjalan seperti biasa. Lalu-lalang Heavy Duty (HD) Truck pengangkut ore dari pit menuju tempat crusher tetap terlihat ramai. Demikian juga mobil-mobil dump truck mengangkut ore dari tempat crusher menuju pengolahan.
Divisi lain pun tetap berjalan seperti biasa. Di tempat pengolahan sampai pabrik ke pabrik tetap berakivitas. Bahkan di hari itu, ada kegiatan pemurnian emas dalam tanur. Juga terlihat ada kesibukan di perkantoran, di laboratorium, di klinik dan lainnya. Bahkan di hari kedua kehadiran Majalah TAMBANG di sana, ada kegiatan peledakan yang dilakukan oleh salah satu kontraktor tambang.
Ketika berada di pit tambang, terlihat sedang ada akvitas pengangkutan ore. Ada seorang pria yang duduk sendirian dibawah payung hitam. Tidak jauh dari sana ada exchavator yang sedang beroperasi. Juga alat berat berupa truk HD yang bergantian mendekat dan mengangkut tumpukan tanah.
“Dia bertugas mengontrol kegiatan pengangkutan bijih yang mengandung emas. Biasanya sudah ada tanda, mana yang grade A dan mana yang grade B,” terang Galuh Yudha Satria. Ia adalah OHS & Training Superintendent.
Herman atau lengkapnya Herman Sanjaya, demikian pria yang dibawah payung tersebut. Ketika ditanya apakah Ia sedang berpuasa, dengan senyum Ia menjawab, “Alhamdulilah, sampai sekarang masih puasa secara penuh,” kata Herman.
Pria asal Sulawesi Selatan ini memang tugasnya sebagai grade control. Ia terus mengawasi aktivitas excavator yang tengah mengangkat ore ke mobil HD. Sesekali lewat handy talky, Herman berkomunikasi dengan sopir excavator dan juga sopir HD.
Herman yang telah bekerja sejak tahun 2016 ini mengaku, tetap menjalankan puasa meski harus bekerja dibawah terik matahari. Meski ia harus berada dibawah terik mentari, dari pagi sampai sore jelang puasa. Sesekali mereka beristirahat diantaranya untuk sholat.
“Sudah biasa pak. Memang ketika awal puasa sempat alami kesulitan, tetapi sekarang sudah tidak lagi merasa haus atau lapar,” terang Herman.
Pengakuan yang sama juga disampaikan Tedy Rudimiansyah yang ditemui tempat istirahat para operator. Meski pekerjaan mereka terbilang berat dan butuh konsentrasi penuh, namun Ia mengaku tidak menemui kesulitan berarti ketika puasa.
“Karena niat kita sudah bulat untuk puasa maka segalanya jadi ringan. Memang di hari pertama dan kedua sempat alami kesulitan, karena tubuh kita perlu adaptasi. Tetapi setelahnya sudah seperti biasa,”terang Rudi yang keseharian mengoperasikan Doozer.
Pemuda asal Garut ini bekerja di tambang emas Seruyung selama dua tahun. Ia juga berbagi tips agar puasanya kuat. Ketika sahur harus minum air putih yang banyak, perbanyak makan buah dan minum susu. “Dan ketika bekerja kurangi aktivitas yang berlebih sehingga fisik kita tetap terjaga,”kata Tedy.
Ada juga Rahman yang ditemui disela-sela waktu istirahatnya. Pria asal Sulawesi Selatan ini adalah driver Heavy Duty Truck. Truk raksasa ini punya daya angkut maksimal sampai 77 juta ton tetapi biasanya hanya sampai 55 ton. Tidak mudah tentu mengendalikan truk raksasa di tengah medan tambang yang tidak mudah. salah satunya butuh ketahanan fisik yang prima.
“Sampai sekarang masih puasa penuh dan tidak banyak pengaruh pada pekerjaan. Ketika jam istirahat di siang hari, kita akan manfaatkan dengan baik,”ujar Rahman.
Tomi Indrianto juga punya kesan yang sama. Ia mengaku sejauh ini tidak ada rintangan berarti dalam puasa. Puasa tetap dijalankan dan pekerjaan pun tetap optimal. “Itulah hikmah puasa. Kami harus mengalahkan semua hal termasuk rasa lelah, haus dan lapar. Puasa tidak boleh melemahkan semangat kami untuk bekerja,”ungkap Tomy Indrianto.
Tomi yang juga pengurus Masjid Al Qadri dan ketua remaja masjid ini kesehariannya bekerja di divisi Mining bagian Engineering, dengan jabatan Best Control. Ia bersama pengurus masjid yang ada di site Seruyung, telah merancang setiap program dan kegiatan keimanan.
Ditemui usai berbuka puasa, Tomi menjelaskan beragam program dan kegiatan yang dilaksanakan selama Ramadhan. Setiap hari dibuka dengan sahur yang biasanya dimulai pukul 03.00 – 04.00 WITA. Kemudian dilanjutkan dengan Sholat Subuh.
“Setelahnya ada tausiah. Biasanya juga ada ngaji baca Al-Qur’an tetapi tidak dilakukan setiap hari.” terang Tomi.
Setelah itu, para pekerja melakukan kegiatan seperti biasa. Bagi yang shift siang akan siap siap menuju ke lokasi kerja. Sementara yang shift malam akan melanjutkan istirahat.
Pada siang hari, ada waktu istirahat untuk makan siang dan sholat. Karena ini merupakan bulan puasa, maka waktu istirahat tersebut diisi dengan kegiatan shalat dan ngaji membaca Al-Qur’an.
“Kadang baca dan berdiskusi tentang ayat Al-Qur’an. Ada satu orang yang membaca dan kemudian diskusi. Ini dilakukan di mushala-mushala yang ada di beberapa lokasi,” kisah Tomi.
Juga ada safari ramadhan yang dilakukan oleh ustadz secara bergilir di tujuh mushola yang ada. “Kami memang punya program rutin setiap Ramadhan mengundang ustad untuk memberi pengajaran dan tausiah. Tahun ini, kami undang Ustadz Bayu dari Tulungagung. Beliau akan tinggal selama sebulan bahkan sampai selesai lebaran,”terang Tomy.
Kemudian pada sore hari, Manajemen memutuskan untuk berhenti lebih cepat dari waktu normal. Ini dilakukan agar para pekerja bisa mempersiapkan diri untuk berbuka. Pada pukul. 18.00 WITA sudah dimulai dengan Kultum yang dibawahkan oleh Ustad M. Bayu Wiyono.
Kemudian akan dilanjutkan dengan buka bersama di Masjid Al Qadri. “Untuk menu berbuka biasanya disediakan secara sukarela. Ada saja yang menawarkan diri untuk menyediakan takjil untuk berbuka ,seperti sore ini ada es krim, kurma dan ubi-ubian,” terang Tomi.
Setelah berbuka bersama di masjid dilanjutkan dengan shalat magrib berjamaah dan Ustadz Bayu sebagai Imam. Kemudian dilanjutkan dengan makan malam di ruang makan.
Setelah makan malam bersama, kegiatan dilanjutkan dengan shalat tarawih kemudian pengajian dan belajar Al Qur’an. “Kita membuka kesempatan pada semua pekerja untuk mengikuti kegiatan belajar dan kajian interaktif Al Qur’an bersama ustadz. Sejauh ini cukup banyak juga yang hadir,” terang Toni.
Meski aktivitas produksi di semua lini berjalan seperti biasa, namun suasana Ramadhan tetap dirasakan di tambang Seruyung. Bahkan mengutik kata Ustad Bayu, apa yang dilakukan di salah satu tambang milik PT J Resources Asia Pasifik,Tbk (PSAB) ini sudah semi pondok (pondok pesantren).
“Pengalaman saya selama Ramadhan ini dengan aneka kegiatannya sudah seperti semi pondok,” kata Ustad yang sudah tiga kali hadir di Seruyung. (bersambung…)