Jakarta, TAMBANG – Komitmen PT Intraco Penta, Tbk. (INTA/INTA Group) dalam melakukan diversifikasi usaha guna mencapai visi di tahun 2020 untuk menjadi perusahaan yang membangun ekonomi setempat atau lebih dikenal sebagai Local Economic Developer (LED), mulai membuahkan hasil.
Hal ini tercermin dari disetujuinya keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dimana salah satu agendanya adalah persetujuan untuk melaksanakan transaksi pembelian saham PT TJK Power (TJK). Pendanaan akuisisi ini salah satunya akan melalui mekanisme Right Issue setelah mendapat persetujuan OJK.
Petrus Halim selaku CEO INTA Group memberikan keterangan, ”Persetujuan pemegang saham ini merupakan salah satu milestone penting dalam perjalanan INTA untuk memperkuat portofolio usaha kami, khususnya di bidang ketenagalistrikan selain bidang alat berat/konstruksi, jasa pertambangan, fabrikasi engineering infrastruktur serta jasa pembiayaan yang selama ini jadi andalan Grup”.
Saham TJK yang dimiliki PT Petra Unggul Sejahtera (PUS) yang akan diakuisi INTA adalah sebesar 30% dengan nilai sekitar Rp337,5 miliar.
“Kami berharap positif dengan adanya dukungan dari para pelanggan, mitra usaha, pemegang saham serta instansi-instansi terkait dari pemerintah lokal hingga pusat, niat kami untuk menjadi perusahaan yang membangun ekonomi setempat bisa terus membuahkan hasil positif bagi kebaikan dan manfaat bersama,” tambah Petrus Halim.
TJK merupakan perusahaan penyedia tenaga listrik swasta berbahan bakar batubara dengan kapasitas 2x65MW di Batam yang telah dan akan memasok listrik bagi PLN Batam selama 30 tahun ke depan sejak beroperasi secara komersial di tahun 2012.
Saham TJK sebesar 10% juga dimiliki oleh PLN Batam selaku off‐taker (pembeli) energi listrik yang dihasilkan PLTU TJK Batam.
Pada kesempatan yang sama, Fred L. Manibog Direktur Keuangan INTA menambahkan, ”Jika seluruh rencana akuisisi ini berhasil termasuk pelaksanaan Right Issue yang akan dilakukan dalam waktu dekat setelah persetujuan dari OJK, maka INTA Group berpotensi meraih pendapatan lain‐lain dari TJK pada tahun 2017 ini juga”.
Diharapkan pada akhir tahun 2017 INTA bisa mencapai pertumbuhan pendapatan sekitar 20% dari pencapaian sebesar Rp1,51 triliun pada akhir 2016 dimana pendorong utama tentu masih dari lini usaha alat berat/konstruksi.
Fred menambahkan, ke depan INTA dengan telah mulainya konstruksi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Bengkulu berkapasitas 2×100 MW pada bulan Oktober 2016 lalu yang sudah mendapat pendanaan senilai USD 270 juta dari bank di Cina, maka pada tahun 2020 saat PLTU Bengkulu mulai beroperasi, INTA berpotensi mendapatkan guaranteed revenues yang recurring selama 25 tahun sebesar total USD2,46 miliar.