Jakarta, TAMBANG – PT Medco Energi Internasional mencetak laba bersih USD41,4 Juta pada semester pertama tahun 2018.
“Kinerja operasional kami yang fokus terhadap biaya produksi memungkinkan kami untuk memanfaatkan harga komoditas yang menguntungkan saat ini,” ungkap CEO Medco, Roberto Lorato melalui siaran resminya, Kamis (2/8).
Medco memanfaatkan harga minyak dan gas yang sedang meningkat. Masing-masing mengalami peningkatan sekitar 35 persen dan 9 persen menjadi USD66,8 per BBL dan USD6 per MMBTU. Selain itu, harga rata-rata penjualan listrik juga naik 56 persen.
Meski demikian, pendapatan bersih USD41,4 juta itu, turun sekitar 35 persen bila dibandingkan dengan kinerja di periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, Medco menanggung kerugian dari afiliasinya di sektor pertambangan, yaitu PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), yang mulai menggiatkan pengembangan tahap 7 dari tambang Batu Hijau.
Amman Mineral telah meningkatkan pembangunan fase 7 tambang Batu Hijau ke kapasitas penuh, juga telah mendapatkan fasilitas pinjaman pertamanya dari sebuah bank internasional. AMNT saat ini sedang dalam proses penunjukan kontraktor Front End Engineering and Design untuk pembangunan smelter.
Medco mengaku berkemungkinan melakukan efisiensi belanja modal sekitar 15 persen. Pemangkasan itu diperoleh lantaran harga kurs dollar yang terus membumbung.
Soal operasional, rata-rata di semester pertama ini, Medco memproduksi minyak dan gas sekitar 82,4 MBOEPD, lebih rendah dari semester pertama 2017. Penurunan itu disebabkan penyesuaian permintaan pasar gas.
Hingga akhir tahun, Medco berusaha mempertahankan estimasi produksi sebesar 85 MBOEPD, dengan kapasitas produksi yang dimiliki hingga 100 MBOEPD.
“Kami akan melanjutkan rencana kami untuk memberikan keuntungan bagi para pemangku kepentingan kami serta berinvestasi di masa depan,” Kata Presiden Direktur Medco, Hilmi Panigoro.
