Banyuwangi, TAMBANG – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), lewat anak usahanya, PT Bumi Suksesindo (BSI) optimis produksi emas Tujuh Bukit pada tahun ini mencapai target. Hingga Agustus 2023, produksi emas MDKA mencapai 96 ribu ons.
“Sampai dengan saat ini, itu sudah mencapai hampir 96 ribu ons. Sementara semua anak usaha di Merdeka ini masih memenuhi target-target yang kita canangkan,” ucap Direktur Eksternal MDKA, Boyke Poerbaya Abidin kepada wartawan di Banyuwangi, Kamis (7/9).
Menurut Boyke Poerbaya, pada tahun 2023 perusahaan menargetkan produksi emas sekitar 120-140 ribu ons dengan all in sustaining cost (AISC) di kisaran USD 1.100 – 1.300 per ons emas.
Optimisme ini sejalan dengan kinerja Perusahaan yang tercatat pada Kuartal I. MDKA berhasil meraih pendapatan sebesar USD 214,21 juta atau Rp3,21 triliun. Angka ini naik 74 persen dari periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai USD123,08 juta.
Pun dengan tembaga, MDKA ujar Boyke, yakin bisa memenuhi target tahun ini yang mencapai 16-20 ribu ton. Komoditas ini berasal dari Tambang Tembaga Pulau Wetar, Maluku yang dioperasikan PT Batutua Kharisma Permai (BKP).
“Sedangkan untuk anak usaha lainnya yaitu PT BKP (Batutua Kharisma Permai) yang memproduksi tembaga, target tahun ini adalah 16 ribu sampai 20 ribu ton tembaga yg sampai saat ini, menurut laporannya sudah mencapai hampir setengahnya,” jelas dia.
MDKA juga sedang menggarap proyek tembaga bawah tanah (underground) di Blok Tujuh Bukit, Banyuwangi berkelas dunia dengan usia tambang hingga 30 tahun. Proyek yang lokasinya persis di bawah tambang emas ini memiliki total kapasitas produksi hingga 24 juta ton bijih per tahun.
Di samping itu, proyek dengan panjang terowongan mencapai 1.890 meter ini dapat memberikan produksi maksimal 112 ribu ton tembaga dan 366 ribu ons emas dalam konsentrat per tahun.
“Underground project ini targetnya adalah memproduksi copper. Cadangannya kelas dunia. Jangka waktu operasinya akan 20 sampai 30 tahun,” beber dia.
Safety Supervisor Departemen underground BSI, Nurfalah menyebut saat ini proyek tambang bawah tanah tembaga MDKA masih tahap eksplorasi. “Saat ini underground operation kita masih dalam tahap perawatan fasilitas underground selama proses eksplorasi berlangsung. Kita belum produksi. Kita masih di fase eksplorasi,” ujar Nurfalah.
“Nanti setelah proses eksplorasi baru ada tahapan konstruksi dan produksi secara proses pertambangannya,” pungkasnya.