Jakarta, TAMBANG – PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)berhasil membukukan pendapatan sebesar USD1,38 miliar hingga Kuartal III 2024. Capaian ini meningkat sebesar 58 persen secara tahunan atau year-on-year (YoY).
Selain pendapatan, MBMA juga mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar USD60 juta atau meroket 123% secara tahunan. Adapun, EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) dan laba bersih sebesar USD114 juta dan USD60 juta atau masing-masing melonjak 78% dan 124% secara tahunan.
Corporate Secretary PT Merdeka Battery Materials Tbk, Deny Greviartana Wijaya menjelaskan bahwa pendorong lonjakan kinerja tersebut adalah kenaikan produksi limonit dari tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (“PT SCM”) serta produksi nickel pig iron (NPI) dan high-grade nickel matte (HGNM).
Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, tambang SCM memproduksi limonit sebesar 6,7 juta wet metric tonnes (WMT), 176% lebih tinggi dari produksi 9 bulan pertama 2023. Pada periode yang sama, SCM memproduksi 1,9 juta WMT saprolit, atau 113% lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Selain itu, smelter RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) menghasilkan 63.338 ton nikel dalam NPI, sedangkan pabrik nickel matte memproduksi 38.422 ton nikel dalam HGNM.
“Pada kuartal III/2024, seiring dengan upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor tambang baru, volume produksi bijih limonit dan saprolit melonjak sebesar 130% dan 360% di bandingkan kuartal III/2023,” ujarnya, dilansir Jumat (20/12).
MDKA Produksi Emas 80.043 Ounces Hingga Kuartal III 2024
Hal ini menetapkan landasan yang kuat untuk pertumbuhan volume produksi signifikan di 2025 untuk memenuhi kebutuhan operasi RKEF dan HPAL perusahaan. Proyek Acid, Iron, Metals (“AIM”) serta pabrik HPAL (High Pressure Acid Leach) telah dalam tahap commissioning dan siap untuk berproduksi penuh di 2025.
“Berlandaskan portofolio aset dengan biaya rendah dan berkualitas tinggi dikombinasikan dengan permodalan yang kuat, MBMA kini pada posisi kuat untuk menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham, didukung prospek pertumbuhan jangka panjang yang kuat,” tutur Deny
Dari sisi EBITDA, Deny mengatakan bahwa kenaikan EBITDA terutama ditopang oleh bisnis pengolahan nikel, yaitu NPI senilai USD76 juta, HGNM senilai USD 28 juta, dan limonit senilai USD29 juta, dikurangi dengan biaya lainnya senilai USD18 juta, termasuk biaya korporasi.
Selain kenaikan produksi dan penjualan, kinerja positif MBMA sepanjang 9 bulan pertama tahun ini juga didukung oleh upaya Perseroan untuk menurunkan biaya produksi, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan melakukan perawatan rutin smelter untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat keamanan operasional.
Sebagai contoh, cash cost tambang SCM dapat diturunkan dari USD7 per WMT pada kuartal kedua menjadi USD6 per WMT pada kuartal ketiga 2024. Penurunan biaya ini didukung oleh mobilisasi kontraktor tambang baru. Cash cost diyakini dapat terus diturunkan seiring dengan kenaikan volume produksi dan optimisasi infrastruktur.
Selain itu, sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, cash cost untuk NPI turun menjadi USD10.387 per ton dari USD12.775 per ton pada 9 bulan pertama 2023, menempatkan cash cost di posisi bawah target rentang USD10.000-USD11.000 untuk 2024.