Beranda Tambang Today Manajemen Risiko Jadi Pilar Penting Industri Tambang

Manajemen Risiko Jadi Pilar Penting Industri Tambang

Douglas Ure, Presiden Direktur Marsh Indonesia dan Chief Executive Officer Marsh McLennan Indonesia

Seiring dengan perkembangan pesat industri pertambangan di Indonesia, tantangan yang dihadapi pun semakin kompleks. Mulai dari risiko operasional, lingkungan, hingga perubahan regulasi. Pendekatan proaktif dalam mengidentifikasi dan memitigasi risiko, termasuk pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan dan analisis data, dinilai memiliki peran yang penting, terutama untuk meningkatkan efisiensi dan mengejar keberlanjutan. Sekilas pandangan terkait bagaimana industri pertambangan dapat beradaptasi dengan dinamika risiko yang terus berkembang.

Jakarta, TAMBANG – Industri pertambangan di Indonesia merupakan salah satu sektor kunci yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, di balik potensi besar yang dimilikinya, industri ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan dan risiko yang kompleks. Mulai dari risiko operasional, lingkungan, hingga perubahan regulasi, perusahaan pertambangan dituntut untuk memiliki strategi manajemen risiko yang matang guna memastikan keberlanjutan dan stabilitas operasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya manajemen risiko semakin meningkat, tidak hanya di sektor pertambangan tetapi juga di berbagai industri lainnya di Indonesia. Perusahaan-perusahaan kini mulai mengadopsi pendekatan yang lebih proaktif dalam mengidentifikasi, menilai, dan memitigasi risiko. Hal ini didorong oleh tuntutan regulasi yang semakin ketat, harapan pemangku kepentingan, serta dinamika pasar yang terus berubah.

Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama adalah keberlanjutan. Industri pertambangan, yang sering kali dikaitkan dengan dampak lingkungan dan sosial, kini dituntut untuk lebih bertanggung jawab dalam operasionalnya. Keterlibatan komunitas, perlindungan lingkungan, dan transparansi dalam tata kelola perusahaan menjadi faktor penting yang tidak bisa diabaikan.

Majalah TAMBANG berkesempatan mewawancarai Douglas Ure, Presiden Direktur Marsh Indonesia dan Chief Executive Officer Marsh McLennan Indonesia, perusahaan global terkemuka di bidang layanan profesional yang menyediakan solusi dalam manajemen risiko, strategi, dan sumber daya manusia. Douglas Ure menjelaskan pandangannya tentang perkembangan terbaru dalam manajemen risiko, peran broker asuransi, serta studi kasus di industri pertambangan yang melibatkan Marsh.

Dalam konteks ini, peran broker asuransi menjadi semakin krusial. Sebagai mitra strategis, Marsh tidak hanya membantu perusahaan pertambangan mendapatkan cakupan asuransi yang tepat, tetapi juga memberikan solusi manajemen risiko yang komprehensif. Dengan pengalaman dan keahlian yang mendalam di berbagai sektor, termasuk pertambangan, Marsh mampu memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan unik yang dihadapi oleh pelaku usaha pertambangan.

Douglas Ure, Presiden Direktur Marsh Indonesia dan Chief Executive Officer Marsh McLennan Indonesia

Bagaimana pandangan Anda mengenai tren dan perkembangan pengelolaan risiko di Indonesia? Bagaimana pandangan Anda secara khusus tentang industri pertambangan? 

Di Indonesia, manajemen risiko semakin menjadi prioritas di berbagai sektor, termasuk pertambangan. Perusahaan-perusahaan kini mengadopsi kerangka kerja manajemen risiko yang lebih komprehensif, dengan fokus pada kepatuhan untuk mengurangi risiko hukum, reputasi, dan keuangan. 

Ada penekanan yang semakin besar pada keberlanjutan dan keterlibatan komunitas di industri pertambangan, seiring semakin ketatnya regulasi dan dorongan pemangku kepentingan. 

Perusahaan juga memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan proses penilaian risiko, membuat perusahaan lebih proaktif daripada reaktif. Teknologi ini memungkinkan pemantauan dan prediksi risiko yang lebih baik, seperti gangguan rantai pasok.  Selain itu, ada akumulasi risiko bencana alam yang semakin besar akibat kondisi cuaca yang tidak terduga, seperti tanah longsor, banjir, dan gempa bumi.

Bagaimana Anda melihat regulasi lokal dan internasional mempengaruhi strategi manajemen risiko di sektor pertambangan Indonesia?

Regulasi lokal dan internasional sangat memengaruhi strategi manajemen risiko di sektor pertambangan Indonesia. Perubahan dalam regulasi dan kebijakan pemerintah terkait pertambangan dapat menimbulkan risiko operasional dan keuangan, seperti perubahan persyaratan izin operasi, lingkungan, atau kewajiban keuangan tambahan. 

Regulasi lokal sering berfokus pada perlindungan lingkungan, hak pekerja, dan hubungan dengan komunitas, yang mendorong perusahaan untuk mengadopsi praktik manajemen risiko yang lebih kuat. Sementara itu, regulasi internasional, seperti yang terkait dengan keberlanjutan dan tata kelola perusahaan, juga memainkan peran penting, terutama bagi perusahaan yang mencari investasi atau kemitraan asing. 

Kepatuhan terhadap regulasi ini tidak hanya mengurangi risiko hukum tetapi juga meningkatkan reputasi dan stabilitas operasional perusahaan. 

Dalam hal asuransi, apa risiko spesifik yang perlu dicermati atau bahkan yang sering diabaikan oleh perusahaan pertambangan?

Perusahaan pertambangan perlu memperhatikan beberapa risiko spesifik, mulai dari risiko operasional seperti downtime pada alat dan kecelakaan kerja. Lalu risiko lingkungan seperti polusi dan degradasi lahan. Kemudian perubahan regulasi seperti ketidakpatuhan terhadap hukum, paparan bencana alam, dan fluktuasi harga komoditas. 

Selain itu, pelaku usaha juga perlu mempertimbangkan risiko geopolitik, terutama di daerah dengan ketidakstabilan politik. 

Adapun risiko yang sering diabaikan ialah risiko siber, yang semakin relevan seiring dengan pertumbuhan digitalisasi di industri ini, serta risiko reputasi yang timbul dari hubungan dengan komunitas dan dampak lingkungan. 

Bagaimana Anda menilai perkembangan digitalisasi dalam industri pertambangan di Indonesia dan kaitannya dengan potensi risiko dan strategi pengelolaannya?

Perkembangan digitalisasi di industri pertambangan Indonesia saat ini sedang mengarah terhadap perubahan operasi dan strategi manajemen risiko. Teknologi seperti kecerdasan buatan atau artificial intelligence dan analisis data digunakan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan keselamatan. 

Namun, pergeseran digital ini juga memperkenalkan risiko baru, seperti ancaman siber dan kekhawatiran privasi data. Perusahaan harus menyesuaikan strategi manajemen risiko untuk mengatasi potensi kerentanan ini sambil memanfaatkan alat digital untuk meningkatkan upaya penilaian dan mitigasi risiko secara keseluruhan. 

Secara umum, fokus pada integrasi teknologi, kepatuhan regulasi, dan cakupan asuransi yang tepat ikut membentuk masa depan manajemen risiko di industri pertambangan Indonesia. 

Seberapa penting peran broker asuransi dalam membantu perusahaan pertambangan mendapatkan cakupan yang tepat sesuai kebutuhan?

Peran broker asuransi sangat penting bagi perusahaan pertambangan dalam mendapatkan cakupan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.  Di Marsh, kami memiliki keahlian dalam manajemen risiko di sektor pertambangan, dengan pengalaman dan pengetahuan mendalam tentang risiko unik di industri ini. Hal ini memungkinkan kami memberikan wawasan dan rekomendasi yang tepat. 

Kami membantu pelaku usaha untuk memastikan mendapatkan cakupan yang komprehensif, mencakup risiko operasional, lingkungan, dan regulasi. Selain itu, kami memfasilitasi komunikasi antara perusahaan pertambangan dan perusahaan asuransi, berusaha agar mendapatkan syarat dan ketentuan terbaik, yang pada akhirnya meningkatkan strategi manajemen risiko perusahaan. 

Apa saja tantangan utama yang dihadapi perusahaan pertambangan dalam hal pengelolaan risiko, dan bagaimana Marsh Indonesia membantu dalam mitigasi risiko tersebut?

Perusahaan pertambangan menghadapi beberapa tantangan dalam manajemen risiko, termasuk bahaya operasional, kepatuhan lingkungan, fluktuasi harga komoditas, risiko geopolitik, dan paparan bencana alam.  Selain itu, fokus yang semakin besar pada keberlanjutan dan hubungan dengan komunitas menambah kompleksitas lanskap risiko. 

Marsh Indonesia membantu mitigasi risiko ini dengan memberikan penilaian risiko yang disesuaikan, mengembangkan kerangka kerja manajemen risiko yang komprehensif, dan menawarkan solusi manajemen risiko.  Mulai dari review, yaitu menganalisis, memodelkan, dan menilai strategi, prosedur, dan pengamanan yang dimiliki perusahaan dari perspektif risiko proyek dan korporat.  Restructure, yaitu merancang strategi baru untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko, termasuk desain program transfer risiko.  React, yaitu layanan khusus untuk mendukung perusahaan dalam menghadapi kerugian atau situasi darurat.  Recover, mengelola dampak setelah insiden atau kerugian, dan memungkinkan perusahaan kembali beroperasi secepat mungkin. 

Apakah ada studi kasus yang dapat Anda bagikan terkait suksesnya manajemen risiko di industri pertambangan melalui solusi yang disediakan Marsh? 

Sebuah studi kasus yang menonjol dan melibatkan perusahaan pertambangan yang menghadapi tantangan besar dalam menunjukkan kemampuan manajemen risikonya kepada calon investor, terutama bank lokal besar yang memerlukan penilaian risiko komprehensif sebagai bagian dari kriteria pinjamannya. Marsh Indonesia membantu perusahaan tersebut atau klien dengan membangun hubungan yang kuat dan menjaga komunikasi yang intensif.

Kolaborasi ini melibatkan kerja sama erat dengan berbagai tim untuk memahami proyek secara menyeluruh. Keahlian kami dalam melakukan penilaian risiko yang mendalam untuk proyek smelter nikel memungkinkan pengembangan strategi manajemen risiko yang disesuaikan, termasuk mitigasi risiko melalui asuransi. 

Solusi yang kami berikan mencakup cakupan asuransi komprehensif yang mencakup semua aspek proyek, seperti kerusakan material selama konstruksi, tanggung jawab pihak ketiga, pengujian dan commissioning, serta periode pemeliharaan. Selain itu, kami menyelenggarakan lokakarya asuransi yang disesuaikan untuk mengedukasi klien tentang berbagai produk asuransi, strategi manajemen risiko, dan praktik terbaik, serta menawarkan survei teknik sebagai bagian dari layanan bernilai tambah. Pendekatan holistik ini pada akhirnya memposisikan klien untuk sukses dalam pembiayaan dan pelaksanaan proyek.  

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini