Ambon – TAMBANG. Menjadi bagian dari pembangunan program 35.000 MW, PLN kembali memaksimalkan penggunaan Pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Hal ini ditandai setelah dilaksanakannya Groundbreaking (GB) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tulehu berkapasitas 2×10 MW terletak di Desa Suli dan Tulehu Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku (20/6).
PLTP pertama yang dibangun di Provinsi Maluku ini diharapkan dapat beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date /COD) di tahun 2019. PLTP yang dibangun di atas lahan 1.920 Ha tersebut akan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Ambon yang hingga saat ini dihasilkan dari PLTD dengan daya mampu 61,9 MW dan beban puncak 54 MW.
Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Tulehu memiliki potensi sebesar 60 MW dimana untuk awal proyek ini, PLN mengembangkan sebesar 2×10 MW. Proyek pengeboran sumur PLTP Tulehu ini didanai oleh APLN dan JICA dimana pelaksanaan Pengeboran dilakukan oleh PT Halliburton Logging Services Indonesia dalam bentuk kontrak Full IPM (Integrated Project Management) dengan Jumlah sumur panas bumi yang akan di bor berjumlah 4 (empat) sumur yakni terdiri dari 3 (tiga) sumur produksi dan 1 (satu) sumur injeksi dengan nilai kontrak sebesar USD 31 Juta. Sedangkan kegiatan Enjiniring Dan Supervisi Pengeboran Pengeboran dilakukan oleh Konsultan WestJec-Connusa Energindo.
Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati dalam acara GB PLTP Tulehu mengatakan bahwa PLTP Tulehu berpotensi menarik investor. “Dengan beroperasinya PLTP Tulehu diharapkan dapat meningkatkan 32.28% daya mampu sistem Ambon sehingga sistem menjadi lebih andal, selain itu juga dapat menarik investor baru untuk masuk ke Ambon,” kata Nicke.
Hingga saat ini jumlah pelanggan PLN di area Ambon berjumlah 162.017 pelanggan, dan sekitar 90 % dari total penggunaan listrik di Ambon berasal dari keperluan rumah tangga, jauh melampaui industri, bisnis dan sosial. Penambahan PLTP Tulehu ini diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi di Ambon karena berpotensi menarik para investor.
Tulehu merupakan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) ke-2 yang dikembangkan oleh PLN,
“Ini merupakan pembuktian bahwa PLN mampu mengembangkan potensi panas bumi dari hulu hingga hilir, untuk memberikan tarif listrik yang ekonomis di sistem Ambon. Jika hasil drilling terbukti menjanjikan, maka akan dibangun 3 (tiga) sumur tambahan pada tahap kedua yang terdiri dari 2 (dua) sumur produksi dan 1 (satu) sumur injeksi,” lanjut Nicke.
PLN telah mendapatkan penugasan dari Pemerintah untuk mengembangkan 6 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). WKP Tulehu adalah salah satu yang telah memasuki tahapan eksplorasi dimana telah Ada 2 (dua) WKP Mataloko & Ulumbu di Flores – NTT yang telah beroperasi sejak 2010.
Guna mendukung Ketahanan Energi Nasional dan mengakselerasi peningkatan bauran Energi dari Panasbumi yang ditargetkan sampai dengan tahun 2026 sebesar 7 GW, PLN telah mengajukan tambahan penugasan WKP berikutnya yang total keseluruhan nya berjumlah 14 WKP dengan kapasitas sebesar 1.000 MW
Enam WKP yang sudah dimiliki PLN ialah WKP Ulumbu di kabupaten Manggarai (Nusa Tenggara Timur) dengan potensi 40 MW; WKP Mataloko di kabupaten Ngada (Nusa Tenggara Timur) dengan potensi 20 MW; WKP Tulehu di kabupaten Maluku Tengah (Maluku) dengan potensi 60 MW; WKP Ciater di kabupaten Subang (Jawa Barat) dengan potensi 60 MW; WKP Atadei di kabupaten Lembata (Nusa Tenggara Timur) dengan potensi 10 MW; dan WKP Songa Wayaua di kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara) dengan potensi 10 MW.
Sebagai satu-satu nya pembeli energi Listrik dari Panasbumi diharapkan PLTP Tulehu yang dikembangkan oleh PLN, dapat menjadi acuan harga listrik Panasbumi yang saat ini masih diatas harga jual listrik sesuai TDL yang ditetapkan oleh Pemerintah, mengingat pengembangan Panasbumi beresiko tinggi dan saat ini masih sangat mahal biaya investasinya.
Pembangunan PLTP Tulehu ini menjadi bukti keseriusan PLN mendukung penuh upaya Pemerintah untuk menggenjot pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang ditargetkan dapat mencapai sekitar 23% dari total bauran energi pada tahun 2025.
Secara keseluruhan PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas sebesar 600 MW dari 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia. Jumlah ini sama dengan 1/3 total kapasitas seluruh pembangkit panas bumi.
“Pelaksanaan proyek pengeboran sumur PLTP Tulehu merupakan bukti keseriusan PLN dalam mengembangkan panas bumi untuk kelistrikan Nusantara,” tutup Nicke.
Dengan dibangunnya PLTP Tulehu 2×10 MW ini juga menjadi salah satu realisasi semangat dari PLN untuk terus menggalakkan pemanfaatan Sumber Daya Energi Baru dan Terbarukan.