Nusa Dua-TAMBANG. PT Pertamina (Persero) perusahaan energi terbesar di Indonesia mulai menancapkan kukunya di blok migas luar negeri. Setelah menguasai ladang minyak di Aljazair dan Irak, pada pertengahan Mei lalu, Pertamina memamerkan keberhasilannya dalam produksi minyak di lapangan migas Malaysia.
Mantan komisaris Pertamina, Maizar Rahman tidak meragukan kekuatan modal dan sumber daya manusia yang dimiliki Pertamina ketika memutuskan untuk ekspansi ke luar negeri. Namun ia mengingatkan, perusahaan sebesar Pertamina sebaiknya hati-hati dalam memilah blok mana yang akan dibeli.
Kata Maizar, Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang tidak memiliki banyak utang. Hal itu memungkinkan Pertamina dapat mengeluarkan obligasi lebih besar ketimbang perusahaan lain. “Denghan kekuatan itu Pertamina masih bisa cari blok startegis, cuma harus hati-hati jangan sampai membeli kucing dalam karung,” kata Maizar dalam konfrensi ISES 2015, Jumat (12/6).
Maizar enggan menyebut blok yang dianggapnya seperti kucing dalam karung. Namun ia menyiratkan bahwa sebelumnya, Pertamina sempat terkecoh membeli lapangan migas yang dikira memiliki potensi besar tapi nyatanya justru tidak ekonomis.
“Adalah contohnya blok yang seperti itu (kucing dalam karung). di luar negeri mungkin yang terkecoh ada beberapa, belinya mahal tapi hasilnya di luar ekspektasi, semisal produksinya kecil.”
Meskipun begitu, mantan Ketua Dewan Gubernur OPEC itu menilai sikap percaya diri yang ditunjukan Pertamina saat ini memang diperlukan jika ingin bersaing di skala internasional. Ia mencontohkan keberhasilan Malaysia dan Cina yang sudah berhasil menguasai ladang migas di Afrika dan Amerika Latin.
“Blok kita di luar negeri tidak semua gagal. Ada yang berhasil seperti di Aljazair atau di Malaysia yang sudah mulai produksi. Itu semua untuk ketahanan energi.”