Jakarta – TAMBANG. Pemerintah bersama dengan pihak legislatif telah menyepakati target produksi gas harian yang akan dibukukan dalam Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Angka yang dipatok adalah dalam kisaran 1,1 – 1,3 juta barel setara minyak per hari (Barrel of Oil Equivalent Per Day / BOEPD).
Penetapan angka tersebut merupakan hasil voting dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR dengan Pemerintah, Senin (22/6). Pemerintah sendiri optimis akan produksi gas yang naik dari dibanding tahun sebelumnya, dengan adanya perbaikan tata kelola migas.
Nama Fraksi | Kisaran Lifting |
Golkar | 1,1-1,3 juta BOEPD |
Gerindra | 1,2-1,3 juta BOEPD |
Hanura | 1,15-1,3 juta BOEPD |
PPP | 1,1-1,3 juta BOEPD |
PKB | 1,1-1,2 juta BOEPD |
Demokrat | 1,15-1,2 juta BOEPD |
PAN | 1,1-1,2 juta BOEPD |
Nasdem | 1,1-1,3 juta BOEPD |
PKS | 1,05-1,2 juta BOEPD |
PDIP | 1,125-1,3 juta BOEPD |
Sesuai permintaan, Menteri ESDM Sudirman Said, memberikan penjelasan terkait persoalan produksi gas yang tidak terserap pasar domestik akibat keterbatasan infrastruktur. Sudirman menyatakan, Perpres tentang Tata Kelola Gas Bumi yang saat ini tengah disusun akan memberikan solusinya. Melalui pembentukan agregator gas, kelebihan produksi gas tersebut akan dapat diserap lebih baik.
Selain itu, Pemerintah juga tengah menyusun Neraca Gas untuk mengetahui stok gas bumi dan pihak yang harus mendapat prioritas untuk mendapatkan gas, termasuk industri pupuk, pabrik, maupun rumah tangga.
“Hal-hal ini yang akan kita atur, dan seharusnya tahun depan gambarannya lebih baik. Tapi kita belum bisa menjanjikan lompatan karena harus juga memperhatikan situasi pasar sekarang,” tambahnya.
Menurut Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi, jumlah gas alam cair (LNG) dari lapangan gas Bontang dan Tangguh yang belum terserap pasar domestik mencapai 18,9 kargo LNG.
Lifting gas sebesar 1,1-1,3 juta barel setara minyak per hari tersebut, terutama didasarkan pada produksi 10 KKKS utama yaitu Total E&P Indonesie, BP Berau Ltd, Conocophilips (Grissik) Ltd, JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi, Conocophilips Inc, Ltd, Kangean Energy Indonesia Limited, Vico, Premier Oil Natuna Sea B.V, dan Pertamina Hulu Energi ONWJ Ltd.