Jakarta-Bangkok, TAMBANG. PERUSAHAAN dari Thailand, Lanna Resources PCL, merencanakan membeli minimal satu tambang batu bara di Indonesia, tahun ini. Investasinya direncanakan US$20-30 juta.
Lanna juga tertarik untuk membuat pembangkit listrik berbahan bakar batu bara di Indonesia, dan pembangkit berbahan bakar alternatif di Thailand.
‘’Tahun lalu kami mengoperasikan bisnis etanol. Kami perlu meragamkan bisnis kami, karena bisnis batu bara sedang turun. Tak seorang pun tahu bagaimana masa depan bisnis batu bara,’’ kata seorang pejabat Lanna Resources kepada media Dealstreetasia.com, kemarin.
‘’Partner kami di Indonesia meminta kami turut berinvestasi di pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, karena kami memiliki tambang sendiri. Kami belum mengambil keputusan final, karena butuh investasi besar,’’ kata si pejabat itu.
Lanna juga berniat membentuk perusahaan patungan dengan investasi sekitar US$ 30,86 juta untuk mendirikan pembangkit listrik dengan sumber energi terbarukan.
Tahun ini Lanna punya target untuk mengurangi biaya produksi dan menjaga penjualannya disesuaikan dengan pasar global.
Pada awalnya, tahun ini Lanna punya target menjual 5-6 juta ton batu bara tahun ini, sama dengan volume penjualannya tahun lalu. Tetapi Lanna kemudian memberi catatan: penjualan akan disesuaikan dengan harga global. Jika harga naik, Lanna akan mendongkrak penjualan. Jika harga turun, produksi dikurangi.
Lanna saat ini memiliki dua tambang batu bara di Indonesia. Di tambang pertama, Lanna memiliki 55% saham. Depositnya 64 juta ton, dengan kapasitas produksi tahunan 3 juta ton. Di tambang lainnya, Lanna memiliki 65% saham. Depositnya 45 juta ton, dengan produksi tahunan 3 juta ton.
Foto: Ilustrasi tambang batu bara. Sumber: zachriebrothers.indonetwork.co.id