Jakarta-TAMBANG. Kinerja PT Pertamina (Persero) dalam melayani kebutuhan BBM dan elpiji masyarakat kembali mendapat apresiasi masyarakat. Kali ini beberapa lembaga yakni Pusat Kebijakan Publik (Puskepi), IRES dan Energy Watch Indonesia (EWI) memberi penghargaan pada Direktur Pemasaran Dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang.
Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik, Sofyano Zakaria mengaku mengapresiasi terobosan PT Pertamina lewat program pelayanan berupa “marketing mobile” yakni menjual BBM dalam kemasan kaleng menggunakan mobil pick up, sepeda motor untuk dioperasikan khusus di jalan tol ketika terjadi macet total.
“Terobosan tersebut patut ditiru instansi lain dalam mengatasi permasalahan, seperti kemacetan di tol dan lainnya di negeri ini,”ujar Direktur Puskepi Sofyano Zakaria kepada Majalah TAMBANG.
Menurutnya dalam kasus kemacetan Brebes Exit Tol (Brexit) pada arus mudik kemarin, memang harus diakui pemasaran dan penyediaan BBM dengan mobil pick up, sepeda motor bahkan menjual pakai jerigen dan kemasan plastik belum sepenuhnya menyelesaikan masalah.
“Tapi, jika tak ada langkah terobosan tersebut, dipastikan pasokan BBM makin kacau. Harga pun akan terdongkrak dan makin liar,”tandasnya.
Oleh karenanya terobosan BUMN migas itu dalam menyikapi kondisi genting di lapangan layak diapresiasi. “Usaha mereka sudah maksimal. Tapi kalau jalanan macet di kedua arah seperti kasus Brexit kemarin, perusahaan paling canggih sekaligus akan sulit mendistribusikan BBM di jalur mudik yang macet parah,”ujar Sofyano.
Sementara Direktur Pemasaran Dan Niaga PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang menjelaskan untuk lebih mendekatkan perusahaan pada konsumennya, pihak Pertamina Pemasaran dan Niaga terus membuat terobosan baru.
“Pertamina telah mengembangkan “pemasaran gila”. Mulai tahun ini, kita mengembangan pemasaran religius,” kata Bambang usai menerima penghargaan dari Puskepi, IRESS dan EWI di Jakarta, Senin (18/7/2016).
Menurutnya, Pertamina bukan hanya mengejar untung yang berlipat, tapi juga berupaya melayani masyarakat sekaligus memberikan berkah yang lebih besar. “Selain mencari untung Pertamina mengembangkan manajemen agar mampu memberikan manfaat lebih bagi rakyat di negeri ini. Untuk apa untung besar jika tidak berkah,” ungkap Bambang.
Sejak bulan Ramadhan dan Lebaran 2016 menurut Bambang, Pertamina pemasaran menjalankan pemasaran religius. Bulan Ramadhan adalah bulan amal, bukan berkah.
“Selama bulan Ramadahn itu menjadi media bagi Pertamina untuk berbuat yang terbaik untuk rakyat dan konsumennya,” sebut Bambang.
Manajemen BUMN itu mencoba memberikan warna lain. “Bagaimana Pertamina memberikan pelayanan terbaik dan penyediaan BBM, Elpiji dan lainnya. Pertamina melalui jaringan SPBU miliknya memberikan bantuan pada masyarakat sekitarnya,” terang pejabat BUMN Migas itu lagi.
Melalui berbagai upaya tersebut, tambah dia, Pertamina terus mendekatkan diri dan peduli pada masyarakat dan kensumennya.
“Hasilnya sangat bagus, tak mengurangi pendapatan perusahaan sebaliknya Pertamina mampu berbuat lebih baik ke masyarakat. Aksi Pertamina secara nyata memberikan berkah lebih besar ke masyarakat,” terang Bambang.