Jakarta, TAMBANG – Pemerintah berhasil menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sektor energi sebesar 70 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e) selama tahun 2021. Angka ini melampaui target sebesar 104 persen dari yang ditetapkan dan meningkat 108,6% dari capaian 2020.
“Realisasi aksi mitigasi sektor energi 2021 berhasil melampaui dari target sebesar 67 juta ton CO2e, capaian ini meningkat dari realisasi 2020 sebesar 64,4 juta ton CO2e,” ungkap Direktur Konservasi Energi, L.N Puspa Dewi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (8/9).
Capaian ini tidak lepas dari komitmen pemerintah yang terus berupaya menurunkan emisi dan menggerakkan transisi energi dengan mengurangi pemanfaatan energi fosil dan perencanaan Energi Baru Terbarukan (EBT) jangka panjang.
Dewi menguraikan, Indonesia telah berkomitmen pada COP 21 tahun 2015 untuk menurunkan emisi GRK 29% dengan kemampuan sendiri atau 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030, sesuai Nationally Determined Contributions (NDCs). Sementara Net Zero Emission (NZE) sektor energi, ditargetkan akan dicapai pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Upaya penurunan emisi menjadi sebesar 129,4 juta ton CO2 pada tahun 2060, akan dilakukan dari sisi supply dan demand, transisi energi ini dilakukan secara bertahap,” imbuhnya.
Beberapa hal yang menjadi isu dalam pelaksanaan strategi penurunan emisi di antaranya rencana phase-out batubara, akselerasi pembangunan EBT dan interkoneksi melalui super-grid serta investasi, proyeksi energi, rencana produksi migas, mineral batubara, dan ketenagalistrikan, serta peluang konservasi dan efisiensi energi.
Lebih lanjut Dewi memaparkan bahwa Kementerian Keuangan secara khusus telah menaungi beberapa fasilitas pembiayaan dan pendanaan perubahan iklim antara lain Green Climate Fund, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan SDG Indonesia One.
“Lebih banyak inovasi dan inisiatif diperlukan untuk memastikan tersedianya dana untuk pengembangan EBT serta dekarbonisasi,” tutur Dewi.
Sebagai rangkaian acara COP26, Persatuan Bangsa – Bangsa (PBB) di tahun 2021 menyelenggarakan Net-Zero Banking Alliance untuk menyatukan sekelompok bank global yang berkomitmen untuk menyelaraskan portofolio pinjaman dan investasi mereka dengan NZE pada tahun 2050.
“Jadi sudah ada aliansi perbankannya ya, 116 Bank dari 41 negara, dengan total aset US$70 Triliun yang mewakili 39% dari aset perbankan global. Aliansi tersebut memperkuat, mempercepat dan mendukung penerapan strategi dekarbonisasi, menyediakan kerangka kerja dan pedoman yang koheren secara internasional didukung oleh pembelajaran sejawat dari bank perintis,” pungkas Dewi.
Upaya yang dapat dilakukan Bank untuk membantu mencapai target NZE di antaranya mengembangkan strategi menuju Net Zero dengan roadmap dan target jangka pendek dan panjang yang jelas, koordinasi antar para bank dan pemangku kebijakan terkait strategi dan target NZE.
Kemudian mewajibkan lender untuk menyertakan rencana aksi dan investasi dalam Enviromental, Social, and Governance( ESG), serta mewajibkan lender untuk menyertakan rencana aksi dan investasi dalam ESG.