Jakarta, TAMBANG – Jelang penantian terhadap pertemuan The Fed, laju pasar obligasi dalam negeri cenderung variatif dengan disertai pelemahan pada beberapa seri.
Analisis dari Binaartha Institutional Research mencatat, pada sisi lain, berbalik melemahnya laju rupiah turut menahan pergerakan pasar obligasi dalam negeri. Adapun untuk pergerakan masing-masing tenor ialah untuk tenor pendek (1-4 tahun) imbal hasilnya rata-rata turun -0,31 bps; tenor menengah (5-7 tahun) naik 0,15 bps; dan panjang (8-30 tahun) naik 0,11 bps.
Laju pasar obligasi kembali bervariatif. Pada FR0063 yang memiliki waktu jatuh tempo ±10 tahun dengan harga 98,65 persen memiliki imbal hasil 5,931 persen atau turun -0,0002 bps dari sebelumnya di harga 98,64 persen memiliki imbal hasil 5,933 persen.
Untuk FR0075 yang memiliki waktu jatuh tempo ±20 tahun dengan harga 101,83 persen memiliki imbal hasil 7,32 persen atau naik 0,018 bps dari sehari sebelumnya di harga 102,03 persen, memiliki imbal hasil 7,31 persen.
Pada Rabu (22/3), rata-rata harga obligasi Pemerintah yang tercermin pada INDOBeX Government Clean Price turun -0,06 bps di level 117,54 dari sebelumnya di level 117,62. Sementara itu, rata-rata harga obligasi korporasi yang tercermin pada INDOBeX Corporate Clean Price turun -0,002 bps di level 109,229 dari sebelumnya di level 109,232. Sementara itu, pergerakan imbal hasil SUN 10Yr berada di level 6,78% dari sebelumnya di level 6,74% dan US Govn’t bond 10Yr di level 2,89% dari sebelumnya di level 2,90% sehingga spread di level kisaran 389 bps lebih tinggi dari sebelumnya 384,3 bps.
Sementara pada laju imbal hasil obligasi korporasi, pergerakannya kembali variatif. Pada obligasi korporasi dengan rating AAA dimana imbal hasil untuk tenor 9-10 bergerak naik di kisaran level 8,55 persen-8,60 persen. Lalu, obligasi korporasi dengan rating AA untuk tenor 9-10 tahun, imbal hasilnya di kisaran level 9,02 persen-9,03 persen. Untuk imbal hasil pada rating A dengan tenor 9-10 tahun di kisaran 10,12 persen-10,22 persen, dan pada rating BBB di kisaran 12,98 persen-13,02 persen.
Pasca pertemuan The Fed, pergerakan USD mengalami pelemahan namun, pada pasar obligasi AS cenderung mengalami kenaikan imbal hasil. Adanya optimisme The Fed terhadap masih berjalannya pemulihan ekonomi AS memicu terjadinya peningkatan imbal hasil obligasinya seiring aksi pelaku pasar yang memanfaatkan hasil pertemuan The Fed tersebut untuk meminta imbal hasil yang lebih tinggi atas obligasinya. Kondisi ini dapat mempengaruhi pergerakan pasar obligasi di dalam negeri dimana dapat kembali tertahan potensi kenaikannya. Waspadai jika terdapat potensi pelemahan kembali.