Jakarta,TAMBANG,- PT Harum Energy,Tbk (HRUM) baru saja merilis laporan kinerja tahun 2020. Sama seperti industry lain, tahun 2020 dapat disebut sebagai tahun yang penuh tantangan ditengah pandemi Covid-19. Untuk meminimalisir risiko, Perseroan mengambil langkah strategis. Dimulai dengan memperluas target pasar ke negara-negara lain di Asia Selatan dan Tenggara seperti Bangladesh, Thailand, dan Vietnam.
Strategi ini dilakukan dengan tujuan mengurangi ketergantungan terhadap Tiongkok sebagai pasar terbesar. Perusahaan pernah mengalami kesulitan seiring dengan ketatnya kebijakan karantina wilayah yang ditetapkan Pemerintah Cina kala itu. Sehingga berdampak pada penjualan batu bara ke negara tersebut.
Langkah lain di tengah berbagai pembatasan pergerakan masyarakat, perseroan mengintensifkan upaya pemasaran secara online. Sepanjang tahun 2020, Perseroan konsisten melaksanakan pendekatan kepada konsumen melalui telekonferensi, serta metode online lainnya untuk mencapai calon pembeli dari negara-negara lain.
Dari sisi operasional, memperkuat efisiensi produksi dengan mengubah parameter operasi penambangannya demi menekan biaya produksi. Perseroan juga menunda sebagian rencana perluasan operasi penambangannya untuk mengurangi belanja modal.
Dan langkah lainnya adalah diversifikasi usaha ke industri nikel melalui investasi pada perusahaan yang bergerak di penambangan dan pengolahan bijih nikel. Langkah diversifikasi ini diyakini akan menciptakan beberapa sumber pendapatan Perseroan dan mendukung pertumbuhan Perseroan ke depannya.
Kinerja tahun 2020
Di tahun 2020, Perseroan berhasil membukukan profitabilitas yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari sisi operasional, volume produksi batubara Perseroan turun 25,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini merupakan bagian dari upaya efisiensi produksi. Margin operasi Perseroan juga turun akibat rata-rata harga jual batu bara Perseroan yang menurun 13,3% dari tahun sebelumnya.
Akibat penurunan volume dan harga penjualan tersebut, pada tahun 2020, pendapatan Perseroan menurun 39,9%. Namun demikian di saat yang sama nilai investasi yang dilakukan Perseroan pada aset keuangan meningkat tajam. Ini membantu mengimbangi penurunan laba dari penjualan batu bara.
Laba bersih Perseroan ditahun 2020 mencapai USD60,3 juta atau naik 199,6% dari pencapaian laba bersih sebesar USD20,1 juta pada tahun 2019. Hal ini merupakan pertama kalinya Perseroan membukukan laba yang lebih tinggi dari usaha non-batu bara. Hal tersebut menunjukkan keberhasilan strategi Perseroan mendiversifikasikan usahanya dan mengurangi ketergantungan kinerjanya hanya pada penjualan batu bara.
“Kami ingin menegaskan bahwa meskipun profitabilitas Perseroan lebih baik, kinerja operasional dan keuangan Perseroan di tahun 2020 sangat dipengaruhi pandemi Covid-19, sejalan dengan kinerja industri batubara secara keseluruhan,”demikian laporan yang dipublikasikan pada lama Bursa Efek Indonesia (BEI).
Meski demikian Manajemen HARUM meyakini kinerja Perseroan akan membaik di tahun 2021 sesuai ekspektasi pemulihan perekonomian nasional dan global dan prospek usaha.
Prospek Tahun 2021
Manajeme melihat Produksi batu bara global saat ini berada di tingkat yang rendah akibat kurangnya investasi selama beberapa tahun terakhir. Ini membuat pulihnya permintaan batu bara di tahun ini yang diikuti dengan kenaikan harga batu bara. Oleh karenanya Perseroan pun telah menyusun rencana produksi batu bara yang diharapkan dapat menghasilkan profitabilitas yang optimal.
Perseroan menetapkan rencana produksi yang lebih agresif pada tahun 2021 dengan fokus pada peningkatan volume produksi guna meningkatkan pendapatan dan laba. Dari sisi diversifikasi usaha, Perseroan akan terus membangun sukses yang diraihnya di tahun 2020 dengan meningkatkan investasinya di sektor nikel.
“Kami berkeyakinan bahwa industri nikel memiliki prospek jangka panjang yang baik dan dapat menjadi sumber pertumbuhan pendapatan berikutnya bagi Perseroan,”tutup laporan tersebut.