Jakarta-TAMBANG. Harga timah di pasar global yang menunjukkan pemulihan pada Maret 2016 telah memberi dampak positif bagi kinerja keuangan PT Timah,Tbk. Dalam rilis yang disampaikan BUMN tambang timah ini, dalam empat bulan pertama pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 1,302 triliun. Di tiga bulan awal ini TINS mencatatkan kerugian sebesar Rp138,84 miliar.
Sebagaimana diketahui, harga logam timah dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan trend pelemahan. Sampai pada Agustus 2015 mencapai harga terendah diangka US$13.893 per metrik ton. Namun dalam beberapa bulan mengalami penguatan khusus ketika bulan Maret 2016 yang telah mendongkrak kinerja perseroan. Meski diakui kenaikan ini belum mampu menutupi harga yang sudah terjadi sejak awal tahun.
Dari sisi operasional, dalam tiga bulan pertama tahun ini produksi bijih tercatat turun 48,81% menjadi 3.405 ton. Sebagian besar masih berasal dari tambang timah di laut yakni sebesar 2.505 metrik ton. Sementara di darat menghasilkan 900 metrik ton. Padahal diperiode yang sama tahun lalu perseroan berhasil memproduksi 6.653 ton bijih timah. Kondisi yang tidak jauh berbeda terjadi di logam timah dimana produksinya turun 40,42% menjadi 4.205 Mton. Sementara tahun lalu dikuartal I berhasil memproduksi 7.057 Mton. Untuk penjualan logam timah ada peningkatan sebesar 8,03% menjadi 5.730 Mton dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.304 Mton.
Meski mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan harga, manajemen masih akan terus berusaha melakukan berbagai upaya efisiensi. Disebutkan bahwa efisiensi akan terus dilanjutkan untuk menekan harga pokok produksi yang maksimal, sehingga dengan harga logam timah di pasar yang mulai pulih diharapkan perolehan laba sesuai target yang diharapkan. Selain itu efisiensi juga penting sehingga perusahaan bisa menekan harga pokok produksi dan membuat harga produk lebih bersaing di pasaran dunia.
Perseroan juga terus mengembangkan bisnis hilir atau downstream product. Untuk diketahui saat ini diproduksi tin solder & tin chemical oleh anak perusahaan TINS yaitu PT Timah Industri. Pada akhir tahun 2015 sudah selesai dibangun pabrik intermediate serta pabrik SnCl4, sehingga tidak diperlukan lagi impor bahan baku.
Kinerja yang cukup baik ini kemudian terefleksi harga saham PT Timah,Tbk. Dijelaskan bahwa harga saham TINS pada kuartal I-2016 mengalami kenaikan signifikan. Pada penutupan bursa 30 Desember 2015 harga saham TINS Rp505/lembar saham dan pada 31 Maret 2016 harganya sudah naik menjadi Rp740/lembar saham atau naik sebesar 46,53%. Hal tersebut menandakan bahwa kepercayaan pasar terhadap PT TIMAH meningkat, di samping membaiknya tata kelola pertimahan di Indonesia.