Jakarta-TAMBANG. KrisEnergy Ltd., memulai program akuisisi seismik 2D di atas area seluas 300 km di Blok Udan Emas, Papua Barat. Perusahaan migas asal Singapura ini menguasai 100% saham kerja sekaligus menjadi operator di PSC tersebut.
Program pencatatan data itu dikerjakan oleh PT Quest Geophysical Asia. Program ini merupakan kewajiban kerja di bawah skema bagi hasil. Diperkirakan, program akuisisi data 2D akan berlangsung selama empat bulan.
Direktur Eksplorasi dan Produksi KrisEnergy, Chris Gibson Robinson mengatakan perseroan juga berencana melakukan survei airborne gravity dan survey magnetic di blok yang luasnya mencapai 5.400 km persegi di sepanjang Basin Bintuni. Di area tersebut, ditemukan kandungan gas beberapa triliun kaki kubik gas.
“Kami telah bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk menjelaskan kegiatan ini dan menanggapi setiap keprihatinan atau masalah yang ada di sana selama lebih dari 18 bulan sebelum rekaman seismik dimulai,” ujar Chris dalam siaran persnya, Rabu (28/1).
Begitu data terproses dan terinterpretasi, Chris menuturkan, data tersebut akan dievaluasi lebih lanjut perihal potensi pada struktur-struktur yang sebelumnya teridentifikasi. Rencananya, sumur eksplorasi di PSC Udan Emas akan dibor pada 2016.
Chris memberi gambaran, bahwa area tersebut merupakan zona transisi yang kompleks. Yang terbentuk selama masa Pliocene-Pleistocene akibat penurunan tanah. Selain itu, lokasi yang terpencil yang mencangkup dataran yang diselimuti hutan dan perairan dangkal di area utama.
Pada 2013, KrisEnergy memulai survei lokasi, dan perencanaan logistik untuk program akuisisi seismik zona transisi sepanjang 300 km dijadwalkan mulai pada pertengahan 2014.
Inti dari rencana seismik telah disosialisasikan di sekitar 30 desa yang terletak di zona seismik, pemerintah setempat, dan pemerintah pusat.