Jakarta-TAMBANG. Perusahaan tambang batu bara milik negara, PT Bukit Asam (Persero) Tbk jadi perusahaan tambang yang siap menjadi perusahaan tambang yang ekspansi ke listrik. Direktur Utama PTBA, Milawarma mengatakan saat ini pihaknya sedang menunggu waktu untuk segera meresmikan PLTU batu bara dengan kapasitas 2×100 MW di Banjarsari, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
PLTU ini merupakan salah satu proyek strategis yang jadi prioritas perseroan. Milawarman mengatakan sebelum PLTU ini selesai, PTBA sudah memiliki pembangkit lain sebesar 2×8 MW dan 3×10 MW. “Bulan ini konstruksi sudah selesai. Transmisi selesai, tes selesai. Pernyataan komersial sudah selesai. Ini cuma menunggu peresmian,” kata Milawarman, Selasa sore kemarin (16/6).
Pembangkit baru ini berlokasi di sekitar mulut tambang. Milawarman mengaku pihaknya akan menjual listrik ke PT PLN, sedangkan dua pembangkit sebelumnya dimanfaatkan untuk mendukung operasional tambang dan pelabuhan milik perseroan. Banyak manfaat dari pengembangan pembangkit listrik secara mandiri, selain menjual batu bara.
“Biaya lebih murah dari pada beli dari PLN. Kedua kelebihan bisa dijual. Batu bara yang dipakai kalori rendah atau batu bara sortiran,” sebutnya.
Keberhasilan PT Bukit Asam membangun pembangkit listrik bersinergi dengan permintaan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno agar BUMN memberikan kado khusus untuk menyambut hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan ke-70 RI pada 17 Agustus 2015.
Menurut Milawarman, selain memberi kado pembangkit listrik, pihaknya juga sudah mempersembahkan pelabuhan ‘raksasa’ yang mampu melayani kapal dengan bobot 210.000 DWT di Bandar Lampung. “Kemarin kita baru resmikan pelabuhan terbesar, pelabuhan bisa melayani kapal dengan bobor 210.000-240.000 DWT. Selama ini hanya 60.000 DWT. Sekarang bisa naik 3 kali lipat sehingga mampu menurunkanfreight cost,” tuturnya.