Jakarta – TAMBANG. Seiring menurunnya cadangan energi fosil, efisiensi listrik perlu dilakukan masyarakat, terutama yang tinggal di kota besar. Himpunan Ahli Elektro Indonesia (HAEI) dan PT Siemens Indonesia mengemukakan alternatif teknologi yang dapat diaplikasikan untuk mengendalikan penggunaan listrik.
Ketua Umum HAEI, Achmad Sutowo Sutopo, menjelaskan, bahwa perlu dilakukan pengaplikasian sebuah konsep monitoring energi yang dapat mengoptimalkan pemakaian listrik, sekaligus mengurangi celah kebocoran. Kerangka regulasi yang tepat dipercayanya bisa mendukung konsep tersebut.
“Diantaranya melalui insentif bagi pengembang,” ujarnya Kamis (21/5).
Saat ini sertifikasi teknologi juga dipandangnya penting. Mengingat, belum ada patokan yang bisa melindungi industri teknologi dan perangkat kelistrikan.
“Kami juga sudah berupaya berdiskusi dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN),” tambahnya.
Sementara itu, Head of Products Sales – Divisi Energi Manajemen PT Siemens Indonesia, Sujatmo Gozali mengatakan, masih banyak pelaku industri yang belum sadar dan peduli akan pengendalian penggunaan listrik. Padahal kepedulian ini bisa sejalan dengan semangat pemerintah dan swasta dalam pembangunan gedung dan kota berkonsep smart city atau kota cerdas.
“Siemens menawarkan inovasi teknologi terbaru sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan pembangunan dan pengelolaan kota yang cerdas dan efisien,” tuturnya.
Siemens pun sudah bersiap diri dengan mengusung produk teknologi pengelolaan energi terbaru, diantaranya yaitu Sivacon S4 Switchgear & Controlgear. Produk ini adalah alat pendistribusi energi untuk aplikasi pada gedung pencakar langit, infrastruktur dan industri utilitas dengan kapasitas hingga 4.000 Ampere, yang dapat mengefisienkan pemakaian listrik dengan tingkat keamanan maksimal, desain yang kompak dan standar yang tinggi.
Selain itu Siemens juga mempunyai sejumlah perangkat pencatat atau perekam pemakaian energi listrik bangunan.