Jakarta, TAMBANG – PT Aneka Tambang (Antam) membenarkan memiliki kongsi atau kepemilikan saham atas eksplorasi emas di Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kongsi saham yang dimaksud, terdiri atas Antam sebesar 20 persen. Sementara 80 persennya dimiliki Vale S.A melalui anak usahanya Eastern Star Resource.
“Porsi kepemilikan Antam sebesar 20 persen sedangkan 80 persennya dimiliki oleh Eastern Star Resources yang merupakan entitas Vale Internasional,” kata Corporate Secretary Antam, Aprilandi H Setia kepada tambang.co.id, Selasa (22/5).
Informasi ini berbeda tipis dengan bocoran dari Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, yang mengatakan, porsi Antam mencapai 25 persen.
Kerjasama anatara Antam dengan Eastern Star Resources itu berbentuk Join Venture (JV), dan diimplementasikan pada perusahaan patungan bernama PT Sumbawa Timur Mining.
“Kami sampaikan, memang benar terdapat kepemilikan perusahaan pada entitas pertambangan patungan yakni PT Sumbawa Timur Mining,” sambung Aprilandi.
Sayangnya, Aprilandi enggan membeberkan soal jumlah temuan cadangan raksasa dari hasil eksplorasi itu. Dia hanya bilang, saat ini sedang berjalan eksplorasi komoditas emas dan logam dasar di NTB.
Sebelumnya, Budi Gunadi Sadikin mengklaim bahwa cadangan emas di Dompu jumlahnya dua kali lipat dibandingkan dengan cadangan yang dimiliki oleh Newmont Nusa Tenggara (sekarang Amman Mineral).
Selain emas, tuturnya, cadangan tembaga di Dompu juga diperkirakan lebih besar dari PT Merdeka Copper Gold Tbk yang memiliki tambang di Jawa Timur.
Secara kalkulasi, maka cadangan emas di Dompu diperkirakan mencapai 1,38 juta ton emas karena tambang Batu Hijau milik Newmont memiliki cadangan 690.000 ton emas. Sementara cadangan tembaga di Dompu diperkirakan melebihi 8,6 juta ton atau 19 miliar pounds, sesuai cadangan tembaga di Merdeka Copper.