Jakarta,TAMBANG, Pandemi covid-19 ternyata tidak banyak berpengaruh pada kinerja produksi di sektor pertambangan khusus di sektor mineral. Ini terlihat dari data produksi beberapa komoditi mineral yang sampai November 2020 telah melampaui target.
Ini terlihat dari presentasi Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral, Ditjen Minerba Yunus Saefulhak yang disampaikan dalam acara Indonesia Mining Outlook yang diselenggarakan Majalah TAMBANG. Sampai November realisasi produksi katoda tembaga sudah mencapai 266,9 ribu ton dari target sebesar 291 ribu (91%). Kemudian produksi emas sudah mencapai 60,2 ton atau 85% dari target tahun ini sebesar 70,6 ton. Produksi perak sudah mencapai 305,2 ton atau 80% dari target tahun ini sebesar 343 ton.
Sementara komoditi timah produksinya baru sampai 49,3 ribu ton atau 70% dari target produksi tahun ini sebesar 70 ribu ton. Kinerja produksi timah ini menurut Yunus lebih disebabkan oleh pelemahan harga yang terjadi.
Kinerja positif juga terjadi di smelter nikel yang menghasilkan beberapa produk seperti feronikel, nickel matte dan nickel pig iron. Produksi feronikel sudah mencapai 101,9% dimana sampai November sudah mencapai 1.327,1 ribu ton dari target 1,302,4 ribu ton. Kemudian nickel matte juga melampaui target yakni 118%. Sampai November produksi nickel matte sudah mencapai 85,2 ribu ton dari target sebesar 71,7 juta ton. Lalu nickel pig iron produksinya sudah mencapai 797,9 ribu ton atau 127% dari target yang ditetapkan sebesar 628,3 ribu ton.
“Mungkin sementara orang mentatakan dengan adanya pandemi ini mengatakan produksi kita menurun. Tapi dari catatan kami, berdasarkan realisasi terhadap rencana tahun 2020 dan dicatat per bulan November, saya kira katoda tembaga baik artinya diatas 90%,” ungkap Yunus.
Sementara terkait produksi timah yang menurun, Yunus mengatakan karena harga timah yang tertekan. “Oleh karena itu PT Timah sebagai produsen terbesar menurunkan produksinya,”jelas Yunus.