Jakarta,TAMBANG,- PT RMK Energy,Tbk (RMKE IJ), perusahaan yang bergerak di jasa layanan logistik membukukan pendapatan usaha sebesar Rp1,90 triliun. Ini berarti meningkat secara signifikan sebesar 121,66% YoY dalam periode September 2022. Perseroan juga berhasil mencatatkan laba bersih usaha sebesar Rp296,37 miliar atau meningkat sebesar 153,90% YoY hingga periode September 2022. Kenaikan kinerja keuangan tersebut didukung oleh peningkatan kinerja operasional Perseroan.
Dari segmen penjualan batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,52 triliun atau meningkat sebesar 160,02% YoY. Kenaikan pendapatan penjualan batu bara ini didukung oleh kenaikan volume penjualan batu bara yang meningkat sebesar 38,36% YoY menjadi 1,62 juta ton hingga September 2022. Pendapatan tersebut memberikan kontribusi sebesar 79,53% ke total pendapatan Perseroan. Laba kotor berasal dari segmen penjualan batu bara sebesar Rp324,17 atau meningkat sebesar 188,87% YoY dan berkontribusi sebesar 74,37% total laba kotor Perseroan.
Dari segmen jasa batu bara, Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp389,94 miliar atau meningkat sebesar 40,91% YoY. Kenaikan pendapatan penjualan batubara ini didukung oleh kenaikan volume jasa batubara yang meningkat sebesar 44,54% YoY pada 3Q 2022. Hingga September 2022 volume jasa batubara mencapai 5,46 juta ton atau meningkat sebesar 21,08% YoY. Pendapatan tersebut memberikan kontribusi sebesar 20,47% ke total pendapatan Perseroan. Laba kotor berasal dari segmen jasa batubara sebesar Rp111,72 miliar atau meningkat sebesar 39,51% YoY dan berkontribusi sebesar 25,63% total laba kotor Perseroan.
Direktur Utama Perseroan, Tony Saputra menjelaskan kinerja keuangan Perseroan masih on track dan sesuai dengan harapan dan target manajemen. “Secara rata-rata Perseroan telah mencapai 83,50% target keuangan tahun ini, hal tersebut didukung oleh kenaikan harga batubara dan meningkatnya volume kebutuhan batubara. Manajemen optimistis kebutuhan batubara masih akan meningkat kedepannya untuk memenuhi kebutuhan energy security pada kondisi ekonomi global yang masih belum pulih sepenuhnya pasca pandemi dan kondisi geopolitik dunia.”terang Tony.
Disampaikan juga bahwa pada tahun ini, Perseroan telah berhasil mengimplementasikan strategi perusahaan dengan beroperasinya tambang batubara in-house PT Truba Bara Banyu Enim, stasiun muat Gunung Megang, serta Container Yard (CY) 3B Stasiun Simpang. “Ketiga fasilitas tersebut menjadi pelengkap operasional yang kuat untuk RMK Energy secara Group. Ke depannya, Perseroan masih akan terus mengembangkan usaha dengan membangun hauling road yang terintegrasi dengan jalur kereta serta membuka peluang kolaborasi di sektor energi” tambah Tony.
Sementara Direktur Operasional Perseroan, William Saputra menjelaskan bahwa Energy security menjadi peluang bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri maupun luar negeri. “Pada tahun ini Perseroan menargetkan angkutan batu bara sebesar 7,82 juta ton dan telah tercapai 69,80%. Untuk segmen penjualan batu bara manajemen menargetkan volume sebesar 2,26 juta ton di mana 50% target tersebut berasal dari tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim. Hingga September 2022, volume penjualan batubara telah mencapai 1,62 juta ton atau telah mencapai 71,78% target tahun ini.”terang William.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan Perseroan Vincent Saputra mengatakan pada tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp2,5 triliun dan laba usaha sebesar Rp375,40 miliar, hingga September 2022 telah tercapai masing-masing sebesar 76,92% dan 78,95%. Pencapaian target tersebut mendukung Perseroan menjaga rasio keuangan EBITDA terhadap beban kewajiban, di atas ketentuan minimum credit covenant sebesar 19,68 kali.
“Pada kinerja kuartal III-2022, Perseroan telah berhasil mengelola rasio-rasio keuangan di atas ketentuan minimum credit covenant. Perseroan mengurangi utang finansial sebesar 32,59% menjadi Rp289,06 miliar sehingga mencapai rasio Debt to Equity (DER) sebesar 0,26 kali dan EBITDA rasio pada level 19,68 kali. Perbaikan rasio keuangan ini juga didukung oleh peningkatan ekuitas Perseroan yang meningkat sebesar 36,92% YoY menjadi Rp1,10 triliun. Arus kas Perseroan secara berkelanjutan juga masih sehat dengan kas dari operasi yang positif dan kas dari pembiayaan yang menurun.” jelas Vincent.
“Manajemen Perseroan sangat mengapresiasi kepercayaan serta dukungan dari para investor, kreditur dan komunitas pasar modal kepada RMK Energy. Selanjutnya, Manajemen akan selalu berupaya untuk menjamin keberlangsungan usaha RMK Energy ke depannya,” tambah Vincent.
Untuk diketahui, PT RMK Energy Tbk didirikan pada 22 Juni 2009 dan resmi tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 November 2021. Perseroan bergerak di bidang pelayanan jasa logistik batu bara yang meliputi bongkar muat batu bara melalui jalur kereta api di Sumatera Selatan, jasa pelabuhan batu bara, serta penjualan batu bara dari tambang in-house dan pihak ketiga. Perseroan memiliki beberapa fasilitas di Sumatera Selatan seperti Stasiun Muat Gunung Megang, Stasiun Bongkar Simpang, hauling road sepanjang 8 km, Pelabuhan Musi 2 dan tambang in-house PT Truba Bara Banyu Enim.