Beranda CSR Kiat Gema Kreasi Perdana Cetak Ekonomi Lokal Hingga Jaga Lingkungan

Kiat Gema Kreasi Perdana Cetak Ekonomi Lokal Hingga Jaga Lingkungan

Jakarta, TAMBANG – Sepanjang tahun 2024, PT Gema Kreasi Perdana (GKP) telah mencatatkan berbagai pencapaian penting, mulai dari aspek sosial, ekonomi, dan juga lingkungan, baik dalam ranah nasional dan juga daerah, khususnya di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep).

Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2024 menunjukkan, bahwa tingkat kemiskinan di Pulau Wawonii turun signifikan, khususnya dalam dua tahun terakhir. Sektor pertambangan menjadi salah satu industri yang berkontribusi dalam penurunan tersebut.

Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Konkep, Safiuddin Alibas, jika merujuk pada Laporan BPS Tahun 2024 tersebut, tercatat persentase tingkat penduduk miskin di Konkep terus menurun. Tren ini dimulai dari tahun 2021 dengan 17,81 persen, lalu turun ke 16,15 persen di tahun 2022, hingga turun ke 15,90 persen pada tahun 2023.

Selain itu, tercatat pula di Laporan BPS 2024, setidaknya selama dua tahun terakhir, sektor pertambangan berhasil berkontribusi terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Konkep sebesar Rp 185,21 Milliar pada tahun 2022 dan Rp 192,60 Milliar pada tahun 2023. “Saat ini, memang ketergantungan Konkep masih pada sektor pertanian. Setelah itu, disusul pembelanjaan pemerintah, dan lalu disusul sektor pertambangan. Ini tiga kekuatan utama penopang perekonomian Konkep sekarang. Masuknya tambang memang terbukti memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, masyarakat jadi memiliki daya beli dan konsumsi yang lebih besar,” terang Safiuddin.

Pemberdayaan Masyarakat

Lewat inisiatif program corporate social responsibility (CSR), PT GKP membuka pintu kesempatan pada perekonomian lokal untuk berkembang luas. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi fokus utama pengelolaan melalui kolaborasi dan inovasi, khususnya pada keterlibatan sentral para perempuan.

Dengan program pembinaan dan pembimbingan UMKM PT GKP, perempuan-perempuan Wawonii, yang mayoritas adalah ibu rumah tangga, telah mengubah potensi hasil bumi lokal menjadi produk bernilai tinggi. Di antara produk unggulannya adalah kacang mete (Samaturu), kelapa (Mohawi), dan olahan ikan laut, yang kini telah dipasarkan hingga ke luar pulau. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga menciptakan peluang baru untuk generasi muda.

Pendapatan UMKM binaan PT GKP telah meningkat empat kali lipat dalam dua tahun terakhir. Banyak ibu rumah tangga di Wawonii kini menjadi penggerak utama UMKM, menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian lokal. Produk-produknya kini telah masuk ke berbagai swalayan di Kendari, mencerminkan kualitas dan daya saing yang semakin kuat. Sebagai contoh, pelatihan pengolahan makanan lokal seperti kacang mete dan kelapa tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga membuka akses pasar yang lebih luas.

Dalam prosesnya selama ini, PT GKP rutin memberikan pelatihan, pendampingan, dan fasilitas promosi kepada para pelaku UMKM.

“Kami tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga mendampingi masyarakat dalam mengembangkan keterampilan dan kapasitas usaha mereka,” ujar Manager External Relations PT GKP, Made Fitriansyah melalui keterangan tertulisnya, Selasa (31/12).

Tidak hanya itu, kolaborasi ini juga menyentuh aspek sosial dan budaya, di mana perempuan Wawonii menjadi motor penggerak perubahan dalam keluarga dan komunitas. Perempuan yang sebelumnya berperan sebagai ibu rumah tangga kini mampu menjadi pelaku ekonomi mandiri, memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkembang.

“Kami sangat mengapresiasi inisiatif PT GKP yang mendukung pelatihan dan pemberdayaan ekonomi bagi UMKM. Ini membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk mandiri dan berkontribusi pada kesejahteraan bersama. Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut demi pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujar salah satu Ketua UMKM Binaan PT GKP, Zamniar.

Selain fokus pada pemberdayaan perempuan, Program CSR PT GKP juga mencakup berbagai bidang yang meliputi pengembangan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan. Contohnya, seperti program GKP Mengajar, perbaikan fasilitas sekolah, pemeriksaan kesehatan gratis, pemberian makanan tambahan untuk bayi dan balita, pembangunan sarana publik, perbaikan jalan dan jembatan, normalisasi sungai, serta berbagai dukungan pelaksanaan hari besar keagamaan, seperti saat Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, dan Natal.

Capaian Pengelolaan Lingkungan

Tak hanya dari aspek ekonomi dan sosial-budaya, PT GKP juga turut menunjukkan dedikasi dan komitmennya dalam menjaga lingkungan, serta kelestarian alam di Pulau Wawonii lewat program pengelolaan lingkungan terpadu.

Hal ini tercermin dalam berbagai upaya yang telah dilakukan perusahaan, seperti pengelolaan air limbah tambang yang sepanjang tahun 2024 berhasil 100% memenuhi baku mutu, serta pembangunan dan perluasan settling pond yang kini mencapai total luas 3,69 hektare. Selain itu, PT GKP juga telah melakukan reklamasi lahan seluas 14,45 hektare hingga Desember 2024, dengan melibatkan penanaman lebih dari 11.160 bibit pohon yang berhasil diproduksi dari nursery internal perusahaan.

Dalam aspek rehabilitasi lingkungan, PT GKP juga telah merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) dengan total luas mencapai 663,24 hektare, yang tersebar di wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan dan Konawe Selatan.

Head of HSE Department PT GKP, Aladin Sianipar menyampaikan bahwa perusahaan terus melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan bahwa semua standar lingkungan dapat terpenuhi.

“PT GKP selalu berupaya menjadi mitra yang bertanggung jawab dalam pelestarian lingkungan, baik melalui upaya reklamasi maupun rehabilitasi DAS. Upaya-upaya ini merupakan bukti ke seluruh stakeholder, bahwa perusahaan ini tidak lepas tangan pada tanggung jawabnya menjaga keseimbangan ekosistem dan kondisi biodiversitas sekitar, khususnya yang ada di Pulau Wawonii.” ujarnya.

Pencapaian PT GKP dalam bidang lingkungan ini turut mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Konawe Kepulauan (DLH Konkep), Rustam, menyatakan bahwa pencapaian PT GKP dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) sebagai calon kandidat hijau merupakan bukti nyata kepatuhan perusahaan terhadap kaidah lingkungan yang telah ditetapkan pemerintah.

“Pencapaian ini merupakan bukti bahwa PT GKP taat dan bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan di sekitar operasinya,” ungkapnya.

Ketua Umum Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) sekaligus Ketua Tim Peneliti Biodiversitas Pulau Wawonii, Husna uga mengapresiasi kontribusi PT GKP dalam menjaga ekologi dan biodiversitas Pulau Wawonii. Menurutnya, pemantauan biodiversitas yang dilakukan bersama PT GKP merupakan wujud tanggung jawab perusahaan dalam mengelola lingkungan dan memitigasi dampak pertambangan terhadap ekosistem di Pulau Wawonii, termasuk keanekaragaman flora dan fauna di dalamnya.

“Pemantauan yang kami sudah lakukan, pertama untuk hutan itu ada 6 titik lingkungan darat, terdiri dari 6 titik, 4 titik di perairan laut, dan 3 titik di area perairan darat. Kondisi biodiversitas flora maupun fauna darat ini secara umum berdasarkan hasil analisis vegetasi pada lokasi pengamatan, semuanya terlihat baik. Beberapa fakta di lapangan menunjukkan bahwa tutupan vegetasi pada lahan di 6 titik tadi, semua rata-rata di atas 90%. Ini menunjukkan bahwa lahan belum terganggu sama sekali,” jelas Husna.

 “Yang kedua, dari indeks keanekaragaman, pemerataan, maupun indeks kekayaan jenis, semuanya termasuk sangat tinggi. Pemantauan fauna, kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, ini mengalami peningkatan dan kategorinya itu indeksnya sangat tinggi,” terangnya.

Ia menyoroti kondisi perairan laut yang umumnya masih baik, ditunjukkan dari kualitas dan indeks kualitas air laut berdasarkan parameter kimia, fisika, dan biologi. Hal ini dinilai memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Jika melihat logam berat sedimen, mulai dari Cr-VI (kromium heksavalen) sampai Hg (raksa), kata Husna, maka tidak melebihi baku mutu. Berdasarkan standar U.S Environmental Protection Agencyyang merupakan badan perlindungan lingkungan hidup Amerika Serikat, dan standar internasional lainnya, perairan ini masih memiliki status tidak tercemar.

Dengan berbagai langkah dan pencapaian tersebut, PT GKP membuktikan bahwa aktivitas tambang dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan. Perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya keberlanjutannya di masa depan, menjadikan Pulau Wawonii sebagai model harmoni antara industri dan alam.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini