Jakarta, TAMBANG – Pergerakan Rupiah mampu berbalik positif. Hal ini terjadi seiring meredanya potensi perang dagang antara China dan AS. Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp14.141 dan resisten Rp14.120 per USD.
Binaartha Institutional Research pada Rabu (23/5), menganalisis, sentimen positif Rupiah ini seiring dengan rencana China memangkas tarif produk-produk otomotif dan suku cadang.
Di sisi lain, pergerakan USD juga cenderung berbalik melemah setelah terkena aksi jual pasca penguatan beberapa minggu sebelumnya. Pelaku pasar menahan diri jelang pertemuan FOMC untuk melihat bagaimana view The Fed terhadap ekonomi AS.
Mulai adanya pergerakan positif pada Rupiah memberikan peluang untuk kenaikan lanjutan. Meski demikian, kenaikan tersebut harus kembali diuji ketahanannya.
Adapun rencana Bank Indonesia yang akan meningkatkan frekuensi lelang FX Swap menjadi tiga kali seminggu setelah sejak awal Mei, telah dinaikan menjadi dua kali seminggu. Tujuannya, memperkuat likuiditas rupiah yang mulai mengetat selama sebulan terakhir diharapkan dapat mengangkat nilai tukar Rupiah.
Pergerakan Bursa
Pergerakan sejumlah indeks saham Asia cenderung variatif, seiring sikap pelaku pasar terhadap sentimen meningkatnya harga minyak mentah dunia dan menanggapi progres negosiasi perdagangan antara China dan AS.
Sementara Zona Eropa, pergerakan positif masih terjadi pada sejumlah indeks saham Eropa. Pelaku pasar menanggapi positif proses negosiasi perdagangan antara AS-Chin, dimana China mengatakan akan berencana mengurangi tarif terhadap produk otomotif dan suku cadang pendukungnya.
Selain itu, meredanya kisruh politik di Italia cukup membantu penguatan sejumlah indeks saham Eropa. Indeks pan-European Stoxx600 mampu bertahan positif dimana naik 0,27 persen dengan dukungan mayoritas indeks saham. Pernyataan China tersebut memberikan sentimen positif pada sektor otomotif, sehingga terjadi kenaikan pada saham-sahamnya.
Pasar AS melemah. Di tengah harapan dan respon positif terhadap proses negosiasi perdagangan AS-China, laju bursa saham AS berbalik melemah. Terjadinya pelemahan tersebut seiring dengan adanya komentar dari Presiden Trump dimana bersikap tidak puas dengan kesepakatan tersebut.
Selain itu, juga disampaikan bahwa rencana pertemuan dengan Korea Utara tidak terjadi. Di sisi lain, meski terjadi pelemahan namun, sektor otomotif mampu bergerak positif seiring dengan pernyataan Menteri Keuangan China yang berencana memangkas tarif perdagangan untuk kendaraan dan suku cadangnya.