Doha, TAMBANG. MENTERI Perminyakan Nigeria, Emmanuel Ibe Kachiwku menyatakan, negaranya mendukung kesepakatan yang dicapai empat negara untuk menjaga produksi minyak tetap pada bulan Januari 2016. Empat negara yang membuat kesepakatan di Doha, ibukota Qatar itu adalah Saudi Arabia, Qatar, Venezuela, dan Rusia.
Emmanuel Ibe Kachiwku mengeluarkan pernyataan itu setelah ketemu Menteri Energi dan Industri Qatar, Mohammed bin Saleh Al Sada, yang juga presiden OPEC, kemarin di Doha.
Kachiwku berkunjung ke Doha bersama rombongan. Ia menemui Saleh Al Sada untuk bertukar pandangan mengenai situasi industri perminyakan saat ini, selain apa yang bisa dikerjakan antara Nigeria dan Qatar di bidang energi.
Media dari Doha, The Peninsula, hari ini memberitakan, Nigeria, yang merupakan prdousen minyak terbesar di Afrika, mendukung pembekuan produksi. Saat ini produksi minyak Nigeria mencapai 2,2 juta barel per hari. Angka itu tak pernah naik sejak Januari.
‘’Negara seperti Iran dan Irak sudah lama tidak masuk pasar. Kalau mereka ingin kembali ke pasar, silakan saja. Tingkat produksi mereka dijaga di tingkat yang lebih tinggi dari produksi sekarang. Pada Juni kami harus mengetatkan produksi demi pasar,’’ kata Kachiwku.
Saudi Arabia, Rusia, Venezuela, dan Qatar pekan lalu menyepakati tingkat produksi dijaga seperti pada bulan Januari 2016. Kesepakatan ini diniatkan untuk mengembalikan harga minyak yang mencapai tingkat terendah dalam 12 tahun terakhir. Produksi Iran memang telah lama di bawah produksi, akibat sanksi embargo dari Amerika dan sekutunya. Sementara Irak tengah berupaya menggenjot produksi, yang selama bertahun-tahun terpuruk akibat peperangan dan kurang investasi.
Setelah bertemu Al Sada dan Ketua Eksekutif Qatar Petroleum, Saad Sharida al Kaabi di Doha, hari ini Kachiwku dijadwalkan bertemu Menteri Perminyakan Saudi Arabia, Ali al-Naimi.
‘’Nigeria akan meneruskan upaya untuk menambah produksi. Bukan untuk diekspor, melainkan untuk dipakai sendiri,’ katanya. ‘’Saat ini tingkat ekspor kami bahkan di bawah kuota yang ditetapkan OPEC,’’ lanjutnya.
Kecil kemungkinan OPEC mengadakan pertemuan darurat untuk membicarakan harga. Kata Kachiwku, yang paling penting saat ini adalah dialog untuk mencapai kesepahaman tidak menaikkan produksi. ‘’Kalau kita bertemu di saat kita belum ada kesepahaman, pertemuan darurat itu menjadi mubazir,’’ katanya.
Foto: Menteri Perminyakan Nigeria, Emmanuel Ibe Kachiwku, dan Menteri Energi Qatar, Mohammed Saleh Ibn Al Sada. Sumber: The Peninsula