Jakarta, TAMBANG – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) resmi meluncurkan BBM subtitusi nabati berupa B40 dan B30D10 melalui uji jalan dengan rute Lembang-Cirebon. Peresmian dilakukan secara simbolis dengan menuangkan satu jerigen B40 ke salah satu kendaraan oleh Menteri Arifin Tasrif di halaman gedung ESDM, Rabu (27/7).
“Sebetulnya B40 menurut laporan dari EBTKE sudah melalui serangkaian pengujuan tapi harus memperhatiakn kualitasnya yang harus kita jaga terutama di sektor transportasinya,” ungkap Arifin saat sambutan.
Menurut Arifin, uji coba greendiesel ini akan menggunakan 12 unit mobil penumpang, di mana 6 unit berkapasitas 3,5 ton dan 6 unit di bawah 3,5 ton.
“Hari ini kita akan mencoba ada 12 unit, akan menuju ke Lembang nanti subuh-subuh tesnya. Bisa nyemprot gak B40,” papar Arifin.
“Kita jaga kebugaran sopir testernya supaya cukup gizi, cukup kopi, juga protokol kesehatannnya, agar tes berjalan dengan baik. Apakah suspensinya sudah baik, remnya dan lain-lain harus diperhatikan dengan baik,” imbuh Arifin.
Menurutnya, pemanfaatan kelapa sawit sebagai bahan bakar transoprtasi ramah lingkungan harus tetap dikembangkan hingga mencapai B100. Hal ini agar pemerintah terhindar dari krisis energi dan keuangan sebagaimana sudah dialami sejumlah negara.
“Alhamdulillah Indonesia jadi pionir untuk manfaatkan biodiesel. Kita tidak boleh berhenti di B30 tapi harus lanjut B100. Kita harus bisa meminimalisir devisa neraca keuangan kita,” bebernya.
B40 yang hendak diuji coba terdiri dari dua jenis. Pertama B40 di mana 40 persen minyak kelapa sawit dan 60 persen solar. Kedua B30D10 di mana 60 persen solar, 30 persen biodiesel/fame dan 10 persen diesel biohidrokarbon.
Uji jalan B40 sendiri dikoordinatori oleh Ditjen EBTKE dan dilaksanakan oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi ‘Lemigas’ dengan melibatkan Balai Besar Survei dan Pengujian KEBTKE serta Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui pendanaan dari Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Juga melibatkan Kemenko Perekonomian, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, PT. Pertamina (Persero), PT. Kilang Pertamina Internasional dan PT. Pertamina Patra Niaga.
Sebagai informasi, selama 2021 pemanfaatan biosolar 30 (B30) telah membawa sejumlah dampak positif seperti mampu menghemat devisa sebesar Rp 66 triliun, meningkatkan nilai tambah sebesar Rp 11,3 triliun, menyerap satu juta lebih tenaga kerja dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 24,6 juta ton CO2.