Beranda Tambang Today Kemenperin: Inalum Harus Penuhi Pasokan Nasional

Kemenperin: Inalum Harus Penuhi Pasokan Nasional

Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin saat FGD bersama Dirjen Ilmeta Kementerian Perindustrian dan Asosiasi Pengusaha Alumunium, di Kuala Tanjung, Medan, Rabu (21/2) (Foto: PT. Inalum)

Jakarta, TAMBANG – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan tantangan kepada PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), meningkatkan produksi untuk memenuhi pasokan kebutuhan alumunium dalam negeri.

 

Pasalnya, menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Logam Mesin, Alat Transportasi  dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), saat ini kebutuhan alamunium dalam negeri sebesar 900 ribu ton. Sementara baru 250 ribu ton yang bisa dipenuhi.

 

“Permintaan alumunium saat ini terus meningkat untuk kebutuhan dalam negeri. Oleh karena itu, besar harapan kami agar Inalum nantinya mampu meningkatkan produksi, hingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan nasional dan tidak perlu impor,” kata Harjanto, saat berda di Kuala Tanjung, Medan, Rabu (21).

 

Tentu saja, kondisi tersebut, mau  tidak mau memaksa untuk melakukan impor. Pada tahun 2017 saja, impor alumunium mengalami kenaikan 28 persen dari 2016.

 

“Hampir USD500 miliar kita mengimpor alumunium dari Amerika Serikat (AS),” jelasnya.

 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan,  akan memacu produksi alumunium untuk menuhi kebutuhan nasional. Sampai tahun 2017 menurutnya, Inalum hanya baru mencapai  produksi 250 – 260 ribu ton.

 

“Kita menargetkan terus meningkatkan produksi menjadi 500 ribu ton hingga tahun 2021 nanti,” kata Bud Gunadi.

 

Jangka panjangnya dituturkan Budi, dengan direncanakannya pembangunan pabrik smelting di Kalimantan Utara  pada tahun 2020, maka target jangka panjang memproduksi hingga 2 juta ton per tahun. “Rencananya di Kalimantan Utara akan memproduksi 1 juta ton,” jelasnya.

 

Masih menurutnya, Inalum yang sudah ditunjuk menjadi Holding Pertambangan mendapatkan tugas penting dari pemerintah,untuk menguasai cadangan mineral dalam negeri. Serta menjadi perusahaan yang masuk dalam jajaran Fortune 500.

 

Selain itu, untuk memperkuat dukungan produksi alumunium.  Inalum pun menggelar Focus Group Discussion (FGD) “Sinergi Antara Industri Hulu dan dengan Industri  Hilir Berbasis Logam Alumunium” di Kuala Tanjung, Medan.  FGD ini digelar dan  bersama dengan Dirjen Ilmate, Kemenperin RI, serta diiikuti  asosiasi-asosiasi pelaku industri berbasis alumunium.

 

“Untuk hilirisasi tambang inilah, membutuhkan bantuan para asosiasi pelaku industri berbasis alumunium. Untuk itulah pentingnya FGD ini dilakukan,” pungkas Budi Gunadi Sadikin, dalam keterangan resminya, Rabu (21/2)