Jakarta, TAMBANG – Pemerintah saat ini sedang gencar mengkampanyekan penggunaan Energi baru terbarukan (EBT). Selain karena sumber dayanya melimpah, energi yang biasa disebut energi hijau ini juga sangat ramah lingkungan, misalnya pembangkit listrik yang memanfaatkan terik panas matahari (PLTS).
Untuk mendukung kebijakan ini, ke depan pemerintah bakal menghentikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang masa kontraknya sudah habis. Hal ini disampaikan oleh Koordinator Komunikasi dan Layanan Informasi Publik, Kementerian ESDM, Ariana Soemanto dalam acara Coaching Clinic Society of Renewable Energy (SRE), Universitas Jenderal Soedirman dengan tema “Sejauh Mana Kebijakan Energi Baru dan Terbarukan di Indonesia.”
“Selain itu, untuk PLTU yang telah habis masa kontraknya, tidak akan lagi dilakukan perpanjangan kontrak,” kata Ariana seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (28/9).
Menurutnya, percepatan masa transisi dari energi konvensional berbasis fosil menuju ebt yang bebas polusi, memang sudah dicanangkan pemerintah lewat kementerian ESDM demi mencapai Net Zero Emission (NZE). Net Zero Emission adalah kondisi emisi karbon yang diserap langsung oleh bumi dengan bantuan teknologi sehingga tidak menciptakan pemanasan global.
“Dalam upaya mencapai NZE, Pemerintah melalui Kementerian ESDM memiliki beberapa langkah strategis, di antaranya pengembangan pembangkit listrik EBT, termasuk implementasi Perpres terkait harga listrik EBT dan pengembangan co-firing biomassa untuk PLTU,”
Di samping itu, untuk mengakselerasi bauran energi dari EBT sebesar 23 persen pada tahun 2025, Ariana mengatakan bahwa Pemerintah membutuhkan peran generasi muda untuk mengkampanyekan EBT secara masif.
“Pemerintah juga membutuhkan peran generasi muda untuk mengakselerasi pencapaian 23 persen sumber energi dari EBT pada bauran energi tahun 2025. Generasi muda juga mengambil peran penting melalui kampanye tentang EBT, misalnya PLTS Atap. Kementerian ESDM juga siap mendukung ide dan inovasi mahasiswa terkait EBT,” ungkapnya.
Ariana juga menegaskan bahwa penggunaan energi hijau ini nantinya akan dibarengi dengan pemanfaatan hilir, berupa kendaraan dan perabot domestik berbasis listrik.
“Kemudian, dilakukan pula percepatan implementasi kendaraan listrik dan perluasan pemanfaatan kompor listrik,” ucapnya.