Jakarta – TAMBANG. Peningkatan kapasitas input dari 1,6 juta ton konsentrat menjadi 2 juta ton konsentrat pengolahan dan pemurnian tembaga katoda, tidak membuat PT Freeport Indonesia serta merta meningkatkan investasi di fasilitasnya. Investasi smelter berkapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga itu diperkirakan masih sekitar US$2,3 miliar.
“Investasi hampir sama karena teknologi yang digunakan berbeda,” kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Sutjipto, Senin (5/1/2015).
Dengan peningkatan kapasitas input tersebut, maka produksi tembaga katoda (copper cathode) otomatis akan naik pula dari 400.000 ton menjadi 500.000 ton.
Rozik mengungkapkan langkah tersebut bertujuan untuk penyesuaian dengan produksi konsentrat Freeport pasca 2021.
Sementara itu, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral R. Sukhyar mengatakan bahwa peningkatan kapasitas input konsentrat itu dilandasi hitungan ekonomis. “Perubahan itu untuk keekonomian,” ujarnya.