Jakarta, TAMBANG – Kalla Group bersama Eramet, PowerCo SE, dan Stellantis N V membentuk konsorsium internasional untuk pengembangan Pusat Kendaraan Listrik Ramah Lingkungan atau Responsible Green Electric Vehicle (RGEV) di Indonesia.
Acara penandatanganan pembentukan perusahaan patungan itu disaksikan Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, Selasa (11/7).
“Ini adalah bentuk kolaborasi antara investor dalam negeri dan investor luar negeri, dari Eropa,” kata Bahlil dalam laman pribadinya.
Bahlil menyebut, kerja sama ini mengindikasikan bahwa RI sangat terbuka menjalin sinergi dengan negara manapun selama mengikuti aturan yang berlaku.
“Dan ini sebagai bentuk bahwa Indonesia membuka seluruh ruang dan kesempatan yang sama bagi semua negara yang akan masuk ke Indonesia selama mengikuti aturan yang ada. Jadi tidak benar kalau kita cuma pikir tentang satu negara tertentu,” imbuh dia.
Bagi dia, pembentukan konsorsium di bidang percepatan pengembangan kendaraan berbasis listrik ini membuktikan bahwa program hilirisasi menjadi prioritas utama. Hilirisasi dipercaya menjadi jalan untuk mengubah negara berkembang menjadi negara maju.
“Indonesia tetap memegang posisi bahwa hilirisasi adalah salah satu jalan untuk mencapai dari negara berkembang menjadi negara maju dan untuk kedaulatan Indonesia dalam mengelola sumber daya alamnya,” ungkapnya.
Eramet sendiri merupakan pertambangan dan metalurgi terkemuka asal Prancis. PowerCo adalah anak usaha Volkswagen yang fokus di rantai pasok baterai sementara Stellantis merupakan perusahaan otomotif global yang berpusat di Amsterdam, Belanda.
Sebelumnya, Kalla Group juga lewat anak usahanya, PT Bumi Mineral Sulawesi, menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) dengan Pohang Iron and Steel Company (POSCO) untuk menjadi pelopor dan pemain utama di industri baterai.