Kutai Timur, TAMBANG – Tepat di pekarangan rumah, Esra Rande Padang menanam sayur mayur dan beternak ayam. Perempuan paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai guru sekolah dasar ini, tergabung dalam kelompok Dasawisma di RT 18, Desa Singa Gembara, Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Dasawisma merupakan unit terkecil dari kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang berada di desa-desa. Salah satu programnya ingin mewujudkan ketahanan pangan di level akar rumput dengan memanfaatkan pekarangan rumah, lewat beternak maupun berkebun.
Selama menelateni ternak, total ayam yang berkembang di kandang Esra mencapai 200 ekor dewasa dan 200 ekor anakan. Persis di sebelah kandang, Esra punya mesin penetas telur dengan kapasitas 170 butir.
“Hasil dari ternak ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan banyak tetangga yang beli telur dan ayam dari saya. Pernah waktu ayam saya banyak, setelah dipelihara beberapa bulan, saya jual sehari langsung dapat Rp 5 juta,” ungkap Esra saat ditemui TAMBANG di pekarangan rumahnya, Rabu (6/3).
Esra mulai menekuni kegiatan ternak ayam sejak tahun lalu, setelah mendapat dukungan dari PT Kaltim Prima Coal (KPC), perusahaan tambang batu bara anak usaha PT Bumi Resources Tbk yang beroperasi di Kutai Timur. Wilayah RT tempat Esra tinggal tercatat sebagai salah satu desa binaan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dijalankan oleh KPC.
Menariknya, kandang ayam yang berada di pekarangan rumah Esra, hampir tidak terasa bau. Padahal, kandang ayam pada umumnya berbau busuk dan menyengat. Sebagian besar kotoran ayam menjadi amonia dan masih menyisakan protein, sehingga terjadi pembentukan bakteri dan mikroorganisme yang menghasilkan bau tidak sedap.
Trik beternak ayam tanpa bau itu, dipelajari dan dipraktikkan oleh Esra berkat pembinaan pemerintah desa, Ketua RT, dan KPC.
“Salah satu caranya harus membuat lapisan alas pada kandang dengan beberapa material, terdiri dari pasir kering yang dicampur kapur dan sekam padi. Itu akan sangat meminimalisir bau. Saat tiba waktunya pembersihan, hasil kotoran bisa digunakan untuk pupuk di kebun,” bebernya.
Selain kandang ayam, Esra juga punya berbagai tanaman sayur-sayuran di pekarangan rumahnya, mulai dari cabai, kangkung, tomat, dan sebagainya. Meskipun hasil dari tanaman itu belum bisa ia jual layaknya ayam, namun ia mengaku sudah sangat terbantu, lantaran tidak perlu lagi beli sayuran ke pasar.
“Pengelolaan tanaman masih belum maksimal seperti ayam. Tapi sudah cukup buat memenuhi keluarga. Sejak bertanam, saya tidak pernah beli sayur,” jelasnya.
Ditilik Jadi Kandidat Juara
Esra menjadi salah satu warga yang ditilik oleh Grace Meyanti Putri, dewan juri dalam ajang CSR Award 2024 dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT). Maklum saja, RT 18 di Desa Singa Gembara terdaftar sebagai peserta penghargaan yang berada di bawah naungan program CSR PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Kunjungan Grace ke Desa Singa Gembara merupakan bagian dari rangkaian proses penilaian, terutama untuk meninjau kecocokan antara kondisi nyata di lapangan dengan berbagai hal yang sudah disampaikan oleh KPC.
“Dewan juri turun ke lapangan untuk melihat apakah betul sesuai dengan yang mereka presentasikan,” ungkap Grace.
Sebelumnya, proses penilaian CSR Award dimulai dengan tahap administrasi, seleksi, lalu presentasi. Saat perusahaan mencapai tahap presentasi, maka akan dicecar pertanyaan oleh dewan juri, yang terdiri dari lintas kementerian serta melibatkan para praktisi dan pakar dari Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF), organisasi professional di bidang keberlanjutan sosial dan lingkungan.
Pada ajang CSR Award tahun 2022 dan 2023, anak usaha PT Bumi Resources Tbk itu, tercatat selalu berhasil menyabet kategori yang terbaik atau mendapatkan peringkat gold. Adapun pemeringkatan dalam penghargaan tersebut, terdiri dari gold, silver, dan bronze.
“KPC berturut-turut dapat gold. Semoga (tahun ini) KPC bisa dapat,” jelas Grace.
Penyelenggaraan CSR Award oleh Kemendes PDT ini, bertujuan untuk memastikan bahwa program pemberdayaan masyarakat yang dijalankan oleh perusahaan terencana sekaligus terlaksana dengan baik.
“Sehingga berdampak secara luas terhadap perkembangan perekonomian lokal, dan harapannya ke depan bisa dikolaborasikan dengan program pemerintah,” tutupnya.