Jakarta,TAMBANG,-Kakao merupakan salah satu komoditi andalan masyarakat lingkar tambang PT J Resources Bolaang Mongondow (PT JRBM). Sayangnya yang selama ini dikembangkan masyarakat masih merupakan varietas lokal. Ditambah lagi cara perawatan pun masih tradisional sehingga produktivitas tamanan kakao masih kurang.
Melihat kondisi yang demikian, PT JRBM pun mengambil inisiatif mengembangkan Program Tanaman Kakao Varietas Unggul bersama masyarakat lingkar tambang sebagai salah satu Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Program ini sudah dilakukan sejak tahun 2019. “Berdasarkan usulan masyarakat kita pun mengembangkan kakao varietas unggul MCCO2. Pada awalnya kita mendampingi dua kelompok tani di dua desa binaan dengan jumlah anggota 22 orang. Sampai tahun 2021 sudah berkembang menjadi 100 petani binaan dan ditambah 100 lagi dari petani swadaya di luar kelompok binaan,” terang General Manager JRBM, Irwan Lupoyo
Petani dampingan saat ini telah menanam 1000 pohon per hektar dengan total tanaman kakao varietas unggul yang sudah ditanam mencapai 100.000 pohon. Ini masih di luar kelompok binaan yang juga sudah menanam 200.000 pohon.
Irwan juga menjelaskan bahwa selain bantuan bibit, perusahaan bersama konsultan Kakao mendampingi kelompok binaan terkait budidaya kakao varietas unggul, revitalisasi kakao lokal lewat Teknik tempel samping atau sambung tunas. Juga membuat pembibitan kakao secara mandiri. “Dalam pelaksanaannya kami juga memberdayakan salah satu petani disabilitas sebagai agen penggerak dan teladan bagi petani,” terangnya lagi.
Dari waktu ke waktu jumlah petani yang terlibat dalam kegiatan ini terus meningkat sehingga produksi kakao dari desa-desa di lingkar tambang pun terus meningkat. “Ini yang membuat Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow telah menetapkan Kecamatan Lolayan sebagai salah satu kecamatan sentra produksi kakao,” ungkapnya.
Melihat keberhasilan ini, Direktur PT JRBM, Arif Perdanakusumah mengatakan akan berkomitmen untuk terus melanjutkan program ini. “Program ini tidak hanya akan di hulu saja tetapi sampai pada pemasaran. Dalam milestone yang dicanangkan perusahaan selain tetap melanjutkan pendampingan, perusahaan juga akan memperbanyak pembibitan serta mulai mempersiapkan petani melakukan penanganan pasca panen.” ungkap Arif di Jakarta.
Ia juga menegaskan komitmen perusahaan untuk terus mendorong pengembangan kakao dan pendampingan petani kakao di Desa Lolayan bersama Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa (Sangadi).
Camat Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow Abdul Rivai Mokoagow menegaskan kembali bahwa Kecamatan Lolayan telah ditetapkan Bupati sebagai salah satu sentra kakao di Propinsi Sulawesi Utara. Ia meyakini bahwa kakao dapat menjadi salah satu penopang kehidupan masyarakat. Apalagi kalau yang dibudidayakan adalah varietas unggul dimana dalam 24 bulan bahwa baru 18 bulan sudah berbuah.
“Alhamdulilah, PT JRBM bersedia memberi bantuan pelatihan dan pendampingan pembibitan kakao bagi kelompok masyarakat lingkar tambang. Mereka juga mendampingi masyarakat pada saat penanaman sampai panen,” terang Abdul saat melakukan studi komparatif tanaman Kakao di Perkebunan Desa Lolayan