Beranda ENERGI Migas Jelang Sidang OPEC, Harga Minyak Diramal Naik

Jelang Sidang OPEC, Harga Minyak Diramal Naik

 

TAMBANG, JAKARTA. HARGA minyak berada di kisaran US$ 50 per barel, menjelang pertemuan OPEC yang dijadwalkan berlangsung di Wina, Kamis 2 Juni ini. Pada perdagangan Kamis lalu, harga minyak Brent mencapai $50,12 per barel, naik 2,3% ketimbang sesi perdagangan sebelumnya. Harga minyak Brent terakhir di atas $50 tercapai pada Agustus tahun lalu. Pada Januari lalu, harganya di kisaran $34 per barel.

 

Harga minyak patokan Amerika Serikat, West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni, naik 0,65% menjadi $49,88 di Bursa New York.

 

‘’Isu geopolitik di Afrika Barat dan Timur Tengah, kekurangan pasokan, bertambahnya permintaan, serta dolar yang melemah membuat harga minyak terdorong naik,’’ kata seorang kepala investasi kepada media investing.com.

‘’Saya perkirakan, kenaikan harga belum berakhir. Harga akan naik pada tingkat yang memungkinkan minyak shale kembali masuk pasar,’’ lanjutnya.

Kenaikan harga terakhir dipicu oleh laporan dari Institut Petroleum Amerika Serikat (API) yang menunjukkan cadangan minyak Amerika berkurang 5,1 juta barel, dibanding Desember tahun lalu.

Di sisi lain, cadangan BBM untuk SPBU naik 2,04 juta barel, sementara cadangan minyak olahan berkurang 1,28 juta barel, menandai penurunan pada pekan keenam berturut-turut.

Produksi minyak Amerika berkurang 24.000 barel per hari, menjadi 8,79 juta barel, mendekati titik terendah pada September 2014. Produksi minyak mentah Amerika Serikat berkurang terus selama 18 pekan berturut-turut.

Harga minyak terus turun selama dua tahun, akibat pasokan yang berlebihan. Meski demikian sejak Februari lalu harga minyak kembali naik, perlahan-lahan. Kenaikan ini disebabkan oleh gangguan produksi di Nigeria, Libya, Kanada, serta tidak berproduksinya sumur-sumur minyak berbiaya tinggi.

Kamis ini, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersidang, di Wina. Ini merupakan sidang rutin ke-169. Rusia, negara produsen utama minyak di luar OPEC tidak akan menghadiri pertemuan itu. Menurut kabar yang beredar, pertemuan itu tidak akan membicarakan pembekuan produksi.

 

Anggota OPEC seperti Qatar, Venezuela, dan Nigeria, yang APBN-nya banyak tergantung pada minyak, menginginkan dalam pertemuan itu dicapai kesepakatan produksi. Tetapi dua produsen utama anggota OPEC, yaitu Saudi Arabia dan Iran, menyatakan akan terus mendorong ekspornya.