Jakarta, TAMBANG – Pemberlakuan Euro 4 meniscayakan Pertamina untuk membangun kilang minyak yang mumpuni. Produksi BBM RON 98, yang memenuhi standar Euro 4, memerlukan teknologi khusus untuk menyaring dari minyak mentah atau crude.
Pemeritah telah membuat road map pembangunan kilang untuk Pertamina. Sejauh ini hanya Kilang Balongan yang siap untuk memproduksi BBM ramah lingkungan itu.
“Kilang yang bisa (memproduksi) RON 98 saat ini hanya Balongan, akhir tahun bisa (Kilang) Cilacap,” kata Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Yuli Rachwati, Kamis (9/8).
Soal kemampuan kilang, Vice President Communication Pertamina, Adiatma Sardjito membeberkan, Balongan memiliki kapasitas tampung minyak mentah sekitar 125 ribu barel per hari, dan bisa memproduksi RON 98 sekitar 50 ribu barel per hari.
“Saya tidak mau memberikan angka pasti, karena Pertamax (RON) 98 banyak pesaing, nanti banyak yang mengintip. Kira-kira di atas 50 ribu (barel per hari),” ucap Adiatma.
Ia juga menjelaskan, dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun kilang mencapai USD7 miliar per kilang. Angka besar itu diperlukan untuk memenuhi standar kilang yang bagus, yang bisa memproduksi RON 98.
“Kilang Indonesia dulu didesain untuk kadar rendah. Nah, ke depan kita mendesain yang kadar tinggi. jadi kita membuat kilang yang bisa mengolah minyak yang kurang bagus, yang harganya lebih rendah,” ujar Adiatma.
Rencananya, pemerintah menugaskan kepada Pertamina untuk membangun kilang di beberapa titik. Di antaranya, Kilang Cilacap, yang selesai akhir tahun 2018, lalu Kilang Tuban, Bontang, dan Balikpapan.
Saat ditanya, apakah penerapan Euro 4 akan berimbas pada meningkatnya impor crude? Adiatma menjawab, angka impor minyak mentah tidak akan berubah, tetap akan bertambah 5 persen di tahun ini, sesuai dengan rencana yang sudah dicanangkan pemerintah sebelumnya.
“Enggak (naik), konsumsi semuanya sudah naik 5 persen saja. Ini tidak berbicara crude, crude dibeli, diproses dan dijual ke luar negeri. Yang perlu standar adalah kilangnya,” tegas Adiatma.
Menurutnya, kebutuhan minyak mentah di kilang Indonesia sekitar 800-900 barel per hari. Sedangan kemampuan produksi minyak mentah hanya sekitar 770 barel per hari, itu pun jenisnya berbeda-beda. Sehingga pilihan untuk impor tidak bisa dihindari. “Kita tetap perlu impor minyak mentah,” tutup Adiatma.