Jakarta,TAMBANG, Manajemen PT J Resources Asia Pasifik, Tbk (PSAB) mengaku optimis memasuki tahun 2022. “Untuk tahun 2022 kami lebih optimis dengan prospek yang dimiliki oleh tambang Bakan yang dari sisi cadangan masih menjanjikan untuk beberapa tahun ke depan. Kemudian juga tambang Doup yang ditargetkan mulai berproduksi pada kuartal IV tahun 2022. Kami sudah teruji membangun tambang greenfield seperti di Bakan dan Seruyung. Jadi kami optimis ke depan memiliki prospek yang lebih menjanjikan,” ungkap Direktur Utama PSAB Edi Permadi di Jakarta, Jumat (3/12).
Namun Edi berharap pandemi COVID-19 dengan varian baru tidak sampai masuk ke Indonesia yang dapat mengganggu kegiatan operasi produksi. “Kita berdoa semoga COVID-19 dengan varian baru tidak masuk ke Indonesia sehingga kegiatan operasi produksi tidak terganggu,” terang Edi.
Edi mengakui bahwa tahun 2021 perusahaan mengalami beberapa kendala operasi. Mulai dari kebijakan movement control order (MCO) yang diterapkan Pemerintah Malaysia yang menyebabkan tambang Penjom milik perusahaan sempat berhenti produksi.
Di Indonesia pada Agustus silam Perusahaan memutuskan untuk menghentikan kegiatan produksi selama dua minggu di tambang Bakan. Ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran covid-19. “Sejak akhir November kondisi tambang Bakan sudah mulai membaik dan diharapkan trend perbaikan terus terjaga sehingga produksi di semester I tahun 2022 dapat kembali normal,” terang Edi.
Edi menyampaikan ini dalam Paparan Publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Edi mengatakan PSAB akan fokus mengembangkan dua aset potensial yakni tambang Bakan yang sudah berproduksi sejak 2013. Lalu kemudian tambang Doup yang sedang dalam fase konstruksi dan ditargetkan pada kuartal IV tahun 2022 akan berproduksi.
Untuk tambang Bakan yang dikelola anak usahanya PT J Resources Bolaang Mongodow (PT JRBM) saat ini menjadi penyumbang terbesar produksi emas perseroan. Cadangan emas di tambang Bakan tercatat sebesar 611 koz sementara sumber dayanya mencapai 1,036 koz. Dengan cadangan yang demikian umur tambang Bakan masih 5 sampai 6 tahun. Namun kegiatan eksplorasi terus dilakukan dengan target mencapai tambahan cadangan sebesar 1 sampai 1,7 koz.
“Tambang Bakan memang agak spesial. Perusahaan mendapat rejeki yang luar biasa. Sejak mulai produksi di tahun 2013, cadangan dan sumber dayanya terbilang kecil. Cadangan awal hanya 300 koz. Tetapi sampai sekarang cadangannya masih meningkat. Ini karena keberhasilan perusahaan dalam melakukan kegiatan eksplorasi sehingga penemuan cadangan baru bisa menggantikan cadangan yang sudah ditambang,” terang salah satu Direktur PSAB, Adi Maryono.
Adi menegaskan bahwa tidak banyak perusahaan tambang yang punya komitmen pada kegiatan eksplorasi seperti PSAB. “Dari kegiatan eksplorasi yang saat ini sedang gencar dilakukan, Perusahaan menargetkan tambahan cadangan hingga 1 sampai 1,7 juta koz sehingga umur tambang Bakan akan bertambah 10 tahun lagi,” terang Adi.
Saat ini kegiatan produksi berpusat pada Main Ridge Pit dan Camp Site Pit. Di tahun 2022 bakal ada tambahan produksi dari Pit Tapagale. Sementara di tahun 2023 ditargetkan akan ada tambahan produksi dari Jalina Pit, Gunung Botak Pit dan North Main Ridge Pit.
Tambang Doup
Selain tambang Bakan, PSAB sedang mengembangkan tambang Doup. Tambang yang lokasinya tidak jauh dari tambang Bakan ini juga merupakan salah satu aset penting perusahaan. Tambang Doup dikelola PT Arafura Surya Alam (PT ASA) saat ini sedang dalam fase konstruksi. Ditargetkan pada kuartal IV tahun 2022 mulai berproduksi.
Saat ini sudah ada beberaka kegiatan dilaksanakan di lokasi tambang Doup. Pembebasan lahan sampai kuartal III tahun 2021 sudah mencapai 170 hektar dari target lahan yang harus dibebaskan sebesar 400-500 hektar. Kemudian kegiatan detail engineering design sudah mendekati 90 persen. Perusahaan pun sudah memesan beberapa mesin yang diperlukan untuk kegiatan pemurnian. Perusahaan juga sudah menandatangani perjanjian dengan PLN untuk pasokan listrik ke tambang dan pabrik pengolahan.
Memang diakhui bahwa pengembangan tambang Doup terlambat dari target awal karena perusahaan masih fokus pada aksi korporaksi. Saat ini sudah aksi korporaksinya sudah mendekati penyelesaian. Setelah menuntaskan transaksi, perusahaan kembali akan fokus mengembangkan tambang Doup. Sehingga dapat berproduksi tepat waktu pada akhir tahun 2022.