Jakarta, TAMBANG – PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) menargetkan volume produksi batu bara antara 17,5-18,8 juta ton pada akhir 2022. Sementara, total volume penjualannya dikisaran 20,5-21,5 juta ton.
“Dari target volume penjualan tersebut, sebanyak 51% harga jualnya telah ditetapkan, 37% mengacu pada indeks harga batubara, sedangkan sisa 12% belum terjual,” kata Direktur Utama ITMG, Mulianto dalam keterangannya, dilansir Jumat (19/8).
Mulianto menyampaikan, saat ini sektor pertambangan batu bara menjadi bisnis inti perseroan dalam memberikan kontribusi pendapatan secara signifikan. Di samping itu, dua bidang usaha yang lainnya yakni sektor jasa dan energi serta bisnis terbarukan juga turut menopang kinerja keuangan perusahaan.
“Di sektor bisnis terbarukan, Perusahaan mengambil peluang usaha panel surya atap yang kebutuhannya kian bertumbuh. PT Cahaya Power Indonesia (CPI), salah satu anak usaha ITM yang baru, pada paruh pertama tahun ini telah menandatangani Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik (PPA) Atap Surya dengan total kapasitas sebesar 7,27 MWp,” ungkap Mulianto.
Selain itu, imbuh Mulianto, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di pelabuhan Bontang juga telah meningkatkan porsi konsumsi energi dari sumber energi terbarukan. Saat ini, Perusahaan juga tengah membangun PLTS baru di Melak.
Untuk diketahui selama enam bulan pertama tahun 20222, produksi batu bara ITMG mencapai 7,7 ton di tengah. Kata Mulianto, capaian ini dilakukan di tengah cuaca buruk dan curah hujan yang tinggi.
“Volume penjualan tercapai sebanyak 8,1 juta ton, yang dipasarkan ke Tiongkok sebesar 2,3 juta ton, Indonesia 1,8 juta ton, Jepang 1,3 juta ton, Filipina 0,6 juta ton, Bangladesh 0,5 juta ton, dan negara-negara lain di Asia Timur, Tenggara, Selatan serta Oseania,” bebernya.
Lebih lanjut dia menyatakan bahwa ke depan perseroan akan melakukan eksplorasi cadangan batu bara demi pertumbuhan organik. Selain itu, ITMG juga akan menjajaki sektor tambang mineral.
“Pada bisnis pertambangan, ITM akan terus melakukan eksplorasi tambang yang dimiliki guna memastikan pertumbuhan organik atas cadangan batubara, mengembangkan lahan tambang yang baru, dan terus memperhatikan peluang yang ada pada sektor tambang mineral yang bersih,” ujarnya.