Beranda Mineral Investasi Smelter Nikel 2017 Capai Rp68 Triliun

Investasi Smelter Nikel 2017 Capai Rp68 Triliun

Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono, di Kementerian ESDM, Rabu (27/12).

Jakarta, TAMBANG – Upaya pemerintah membuka keran ekspor beberapa komoditas mineral mentah (ore) yang sempat ditutup pada 11 Januari 2014, mendorong peningkatan nilai investasi pada sektor industri pengolahan dan pemurnian logam hingga mencapai Rp68 triliun sampai bulan Oktober 2017.

 

Direktur Jenderal (Dirjen) Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, mengatakan, investasi yang telah selesai ditanamkan untuk pembangunan fasilitas pemurnian nikel dalam negeri, telah berhasil membangun 13 fasilitas pemurnian nikel dengan hasik produk yang dihasilkan yaitu NPI, FeNi dan NiHidroxide.

 

“Kita memiliki 29 smelter existing dan terencana.  Bijih nikel yang telah dimurnikan di dalam negeri sebesar 34 juta ton bijih nikel. Dari 13 smelter nikel yang sudah terbangun dan beroperasi menghasilkan 598 ribu ton (FeNi dan NPI), serta 64 ribu ton Ni-Matte,” kata Bambang Gatot Ariyono kepada wartawan, saat konfrensi pers di Kementerian ESDM, Rabu (27/12).

 

Bambang Gatot yang didamping Sesdirjen Heri Nurzaman menjelaskan, ketiga belas perusahaan dengan jenis perijinan KKK, IUP OP, IUP OPK, IUI, yaitu PT. Vale Indonesia yang melakukan produksi dan ekspor hingga Januari 2017 sebesar 62.244 ton Ni-Matte. PT. Aneka Tambang (Pomala) sebesar 85.539 ton FeNi, PT. Fajar Bhakti Lintas Nusantara sebesar 106.468 ton NPI, PT. Sulawesi Mining  Investment sebesar 194.570 ton FeNi dan PT. Gebe Industry Nickel produksi Ni )OH)2 10.000 ton per bulan dan Ni (99 persen) sebanyak 1.000 ton per bulan.

 

Kemudian, PT. Megah Surya Pertiwi melakukan produksi dan ekspor sebesar 84.537 ton FeNi, kemudian PT. COR Industri Indonesia yang telah selesai commissioning dan telah produksi juga ekspor sampai Oktober 2017 sebesar 24.797 ton NPI. Heng Tai Yuan sebesar 3.566 ton NPI. Selanjutnya, Century Metalindo yang melakukan produksi dan ekspor sejak Januari sampai November 2017 sebesar 11.349 ton FeNi.

 

Kemudian, Indonesia Guang Ching Nikel and Stainless Steel telah melakukan produksi dan ekspor sejak Januari sampai Maret 2017 sebesar 30.000 ton NPI. Selanjutnya, Virtu Dragon yang melakukan produksi dan sejak ekspor Agustus sampai November 2017 sebesar 31.850 ton FeNI.  Kemudian PT. Surya Saga Utama (Blackspace) mulai produksi bulan November 2017 dengan penjualan 1.028 ton Luppen FeNi. Terakhir PT. Bintang Timur Steel, yang sejak Juli 2015 belum beroperasi secara continue, bulan Agustus-November tahun 2017 produksi sebesar 2.714 ton FeNI.

 

“Mereka ada yang produksi dan ada yang ekspor ore, karena dia produksi maka mendapat fasilitas ekspor ore,” pungkas Bambang Gatot.