Jakarta, TAMBANG – Dengan berbekal kinerja positif sektor hulu di 2018, PT Pertamina (Persero) optimis menatap tahun 2019 khusus di sektor hulu migas. Pertamina akan mempertahankan produksi migas dalam negeri sebesar 758 MBOEPD dengan rincian minyak 302 MBOPD dan gas 2.643 MMSCFD.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan H. Samsu memastikan, direktoratnya akan melakukan sejumlah pendekatan yang tidak biasa (business unusual) dalam pengoperasian aset-aset hulu. Pendekatan tersebut antara lain, upaya peningkatan produksi melalui optimasi penurunan tekanan di kepala sumur. Program pengeboran dua kali lipat dari tahun lalu sejumlah 346 sumur (27 sumur eksplorasi, 319 sumur eksploitasi) dengan menerapkan teknik yang non-tradisional, serta melaksanakan akselerasi dan sinergi program EOR (Enhanced Oil Recovery).
Selain itu, Dharmawan juga menjelaskan pendekatan pada 2019 juga diarahkan pada upaya meminimalkan kehilangan produksi dengan menjaga integritas dari fasilitas produksi, meningkatkan efektivitas biaya operasi, serta pengembangan inovasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
“Sebagai BUMN dan pengelola aset negara, kami akan terus memperkuat baseline produksi untuk memastikan kita akan memaksimalkan recovery factor di semua lapangan migas Pertamina dan dengan pendekatan yang ekonomis dan efektif,” terang Dharmawan.
Guna mendukung upaya pembaruan cadangan melalui jalur eksplorasi baru, melalui komitmen pasti sebesar USD216 juta dari KKP WK Jambi Merang, Pertamina melakukan beberapa joint-study di lima fokus area eksplorasi wilayah kerja baru (new venture).
“Kami menyambut baik diperolehnya akses eksplorasi new-venture di WK Maratua serta partisipasi pengembangan lapangan Merakes di WK East Sepinggan. Tim Eksplorasi kami terus bekerja untuk mendapatkan akses baru yang menjanjikan di Indonesia bagian Timur,” kata Dharmawan.
Aset Hulu di luar negeri mencatatkan kenaikan target produksi 112 MBOPD dan 300 MMSCFD pada tahun 2019, dengan kenaikan investasi menjadi USD 174 juta dari sebelumnya USD 110 juta. Program kerja utama adalah pengeboran 28 sumur pengembangan di 2019 dari 18 sumur di 2018. Kenaikan produksi tersebut, diharapkan meningkatkan lifting minyak mentah untuk dibawa ke kilang Pertamina di Indonesia sebesar 8 juta barel dari tahun sebelumnya 6,5 juta barel.
Sementara untuk geothermal, pada 2019 Pertamina menargetkan produksi panas bumi sebesar 4.551 GWh. Menurut Dharmawan, fokus kegiatan panas bumi pada 2019 adalah pengoperasian Lumut Balai pada kuartal pertama 2019, memastikan proyek Hulu Lais Unit 1 sebesar 55 MW, mempercepat aktivitas eksplorasi di Wilayah Kerja Seulawah 1×55 MW, dan optimasi lapangan eksisting dengan teknologi binary cycle.
Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) siap memasuki 2019. Pengelolaan sektor Hulu 2019 akan dilakukan dengan mengedepankan prinsip keselamatan kerja dalam upaya mencapai target volume produksi, peningkatan efektivitas biaya operasi dan penciptaan nilai tambah dari usaha Hulu migas yang dikelolanya.