Jakarta,TAMBANG- Salah satu yang terus didorong sebagai upaya menurunkan emisi karbon adalah pemanfaatan biomassa di sektor pembangkitan. Seiring berjalannya waktu kebutuhannya pun terus meningkat. Ini membuat tata kelola rantai pasok biomassa ini menjadi penting.
PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) sebagai yang memegang peranan penting dalam tata kelola energi primer di Indonesia juga melakukan tata kelola rantai pasok biomassa ini. Sub Holding PT PLN (Persero) ini berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan Perusahaan sehingga mampu membantu Pemerintah untuk mencapai target.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara menjelaskan Indonesia memiliki potensi biomassa yang berlimpah. Untuk itu, teknologi co-firing yang dilakukan PLN di setiap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) saat ini merupakan langkah strategis untuk menekan emisi karbon. Pentingnya biomassa terbukti dengan kebutuhan biomassa hingga 2025 mendatang yang mencapai 10,2 juta ton per tahun.
“Biomassa merupakan salah satu EBT yang dapat mengurangi emisi sehingga diharapkan PLN EPI dapat memenuhi kebutuhan PLTU PLN sebanyak 10,2 juta ton dengan menggunakan pasokan biomassa dengan harga yang lebih murah dan ekonomis,” kata Iwan saat memberikan Kuliah Tamu di Institut Teknologi PLN (IT PLN), Rabu (29/3).
Iwan juga menjelaskan saat ini PLN EPI telah mengembangkan Dedicated Energy Plantation yang melibatkan masyarakat dan Pemerintah Daerah sehingga bisa memasok 5,3 juta ton kebutuhan biomassa. Selain itu, juga dengan keterlibatan aktif masyarakat PLN EPI akan mengelola 5 juta ton biomassa yang berasal dari limbah sawit, sampah, sawdust, dan gabah yang akan menghasilkan 12,7 Twh/tahun.
“Salah satu strategi PLN EPI untuk memenuhi kebutuhan 10,2 juta ton pada tahun 2025 dan seterusnya adalah melakukan pemetaan resource yang akan dikelola menjadi reserved dan terkontrak untuk menjamin security of supply”, terang Iwan.
Selain itu, Iwan menambahkan bahwa pemetaan potensi ekosistem biomassa juga dilakukan dibeberapa lokasi PLTU agar dapat mengetahui area Hutan Tanaman Industri, Hutan Kering, Hutan Tanaman, Perkebunan, Pertanian Kering, Semak, Sawah, dan Tanah Terbuka untuk dapat menjaga keamanan pasokan biomassa ke PLTU.
“Sejalan dengan komitmen PLN EPI untuk mendukung EBT sebagai sumber energi utama, PLN dan PLN EPI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DIY dan Kesultanan Yogyakarta mengembangkan kawasan ekonomi hijau (green economy) terkait pengembangan potensi daerah dalam transisi energi dan pemberdayaan masyarakat DIY dalam transisi energi di wilayah Yogyakarta,” tutur Iwan.
Ia mengajak semua pihak terutama Mahasiswa untuk bisa terlibat aktif dalam pengembangan biomassa di Indonesia. Iwan menilai, upaya untuk bisa menekan emisi karbon tak bisa dilakukan sendiri. Perlu adanya keterlibatan semua pihak sehingga percepatan mencapai NZE bisa dicapai.
“Senang sekali bisa melaksanakan PLN EPI Mengajar dan berbagi ilmu mengenai Net Zero Emission Sebuah Keniscayaan, Tantangan Sekaligus Peluang Bisnis, dan Transisi Energi bersama para mahasiswa dan mahasiswi dari IT PLN,” ungkap Iwan.
Sementara itu Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa, MK., MT., Rektor IT PLN mengungkapkan untuk mewujudkan transformasi IT PLN sebagai Perguruan Tinggi terbaik dibidang keilmuan berkelas internasional, berwawasan lingkungan yang unggul dibidang energi, maka tiap insan IT PLN harus memahami transisi energi karena EBT akan mengambil peran penting dalam ketahanan energi nasional.