Jakarta,TAMBANG,- Memasuki minggu terakhir sebelum cuti bersama Idul Fitri 1444H, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengeluarkan data terkait pilihan moda transportasi yang menjadi pilihan pemudik. Dari 123,8 juta orang yang melakukan perjalanan mudik, sekitar 70%-nya akan memilih moda transportasi darat.
“22% menggunakan mobil pribadi, 20% motor, 18% bus, 11% kereta api, 7% mobil sewa, dan 4% menggunakan travel. Dari sini sudah terlihat BBM akan menjadi prioritas dijalur utama mudik, angka ini belum termasuk moda lainnya seperti kapal angkutan penyebrangan serta pesawat,” demikianDirektur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution.
Alfian mengatakan bahwa Tim Satuan Tugas Ramadhan dan Idul Fitri (Satgas RAFI) Pertamina Patra Niaga saat ini telah melakukan pemetaan dan penghitungan proyeksi kebutuhan BBM, LPG, maupun Avtur pada masa Idul Fitri.
“Secara umum, kebutuhan BBM gasoline atau bensin akan naik sekitar +10%, LPG naik +3%, dan Avtur naik sekitar 7%. Sedangkan untuk BBM Gasoil atau diesel, diperkirakan turun sekitar -8% karena adanya larangan kendaraan berat beroperasi saat arus mudik dan balik lebaran. Proyeksi konsumsi ini dibandingkan dengan konsumsi normal di Bulan Maret,” terang Alfian.
Sebagai antisipasi, Pertamina Patra Niaga telah melakukan langkah-langkah peningkatan stok sejak awal April, dimana rata-rata stok ditingkatkan sekitar +13.5% dibandingkan jumlah stok di Bulan Maret lalu.
“Peningkatan stok di angka 13.5% ini setara dengan peningkatan inventory stock sebesar 325 juta USD. Dengan adanya peningkatan ini, seluruh stok produk kami jaga di level aman, gasoline di level 30 hari, gasoil 20 hari, LPG di level 15 hari, dan Avtur di level 32 hari. Seluruh stok akan dimonitor harian melalui Integrated Enterprise Data & Center Command Center (IEDCC) yang siaga selama 24 jam,” terangnya lagi.
Antisipasi lainnya yang dilakukan adalah terkait layanan tambahan, khususnya di jalur rawan kepadatan, jalur wisata, jalur rawan bencana, serta jalur fungsional yang dioperasikan Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, dan Kepolisian. Layanan tambahan ini antara lain adalah 1.505 SPBU Siaga, 5.471 Agen LPG Siaga, 44 titik Kiosk Pertamina Siaga, 402 Motoris Pertamina Delivery Service (PDS), 201 Mobil Tanki Standby, penambahan tanki di SPBU khususnya di kepulauan kecil, dan 20 Rumah Pertamina Siaga.
“Semua layanan tambahan ini kami tingkatkan jumlahnya dibandingkan Satgas RAFI di tahun 2022 sebagai bentuk kesiapan Pertamina Patra Niaga mempercepat dan mengurai antrian yang mungkin terjadi saat pengisian bahan bakar,” jelas Alfian.
Alfian melanjutkan, koordinasi dengan berbagai stakeholder juga terus dilakukan memastikan penyaluran dan suplai energi berjalan lancar.
“Koordinasi erat telah dilakukan dengan Pemerintah Daerah dan BNPB untuk antisipasi cuaca buruk dan bencana, serta koordinasi dengan aparat Kepolisian untuk pengawalan mobil tanki ataupun layanan motoris ketika terjadi kemacetan. Koordinasi ini akan terus dilakukan dengan berbagai pihak untuk memaksimalkan layanan Pertamina Patra Niaga kepada pemudik,” tukas Alfian.