Bali,TAMBANG,- Timor Leste, salah satu negara tetangga Indonesia yang juga hadir dalam 11th ASOMM Joint Working Groups Meeting and its associated meetings. Pertemuan tingkat eselon dari negara-negara ASEAN di bidang mineral ini dilaksanakan di Bali, dari 29 April sampai 3 Mei. Tentu banyak juga yang masih penasaran dengan potensi pertambangan di negara yang dikenal dengan sebutan Bumi Loro Sae.
Negara yang wilayahnya masih menjadi bagian dari Pulau Timor ini tengah membangun industri pertambangannya. Rafael Danilson Magno de Araujo, Presidente-Autoridade Nacional dos Minerais menceritakan tentang sektor pertambangan khusus pertambangan mineral di negaranya.
“Sejak Timor Leste memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002, kegiatan pertambangan hanya menyasar pada tambang pasir dan batu (sirtu) untuk keperluan bahan baku konstruksi. Regulasinya pun hanya untuk izin pertambangan sirtu,”terang Rafael yang ditemui di sela-sela pertemuan.
Kemudian baru di tahun 2021, Pemerintah Timor Leste mengesahkan Undang-undang Pertambangan. Beleid ini memberi peluang pada Kementerian Perminyakan dan Sumber daya Mineral Timor Leste, melalui National Mineral Authority untuk mempromisikan sumber daya mineral ke berbagai negara termasuk Indonesia.
“Pada tahun 2023, untuk pertama kali kami mengumumkan secara resmi lelang wilayah pertambangan, dengan membuka 49 blok/konsesi mineral untuk kegiatan eksplorasi. Kemudian tahun 2024 kami memberikan lagi 13 izin eksplorasi untuk empat perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini akan melakukan kegiatan eksplorasi untuk jangka waktu empat tahun. Keempat Perusahaan tersebut terdiri dari tiga perusahaan asal Australia dan satu perusahaan lokal Timor Leste,”terang Rafael.
Negara dengan luas wilayah 14.874 km2 ini menyimpan sejumlah potensi mineral. Rafael menyebutkan kegiatan eksplorasi yang dilakukan perusahaan-perusahaan ini akan menyasar komoditas mineral seperti tembaga, mangan, emas dan mineral metalik lainnya.
Ia pun mengajak para investor untuk berinvestasi di sektor pertambangan di negaranya. “Timor Leste menyambut baik para investor yang ingin berinvestasi di bidang pertambangan. Masih banyak kesempatan untuk mengeksplorasi potensi mineral di negara kami. Sumber daya Timor Leste sangat bervariasi dari sirtu, ornamental stone seperti marbles, granit / gabro), batu gamping untuk semen. Tentu saja mineral-mineral metalik seperti emas, tembaga, perak, mengan, kromit dan mineral tanah jarang,”ungkap Rafael lagi.
Pemerintah Timor Leste juga memastikan bahwa regulasi yang dibuat pemerintah ramah terhadap investasi. “Undang-undang Timor Leste pun didesain dengan konsep investment oriented dan sudah mengadopsi the latest best practices di industri pertambangan. Rejim fiskal untuk mineral juga sangat kompetitif di region dengan mengendepankan add valorem principals. Jadi, silahkan datang dan berinvestasi. Kami akan dengan senang hati membantu melayani yang investor butuhkan,”kata Rafael.
Untuk yang berminat, investor tinggal mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin pertambangan. Selanjutnya akan dbuatkan kontrak pertambangan sebagai bagian dari negosiasi untuk pengembangan mineral.
Di Timor Leste setidaknya ada dua tahapan, pertama berupa izin pertambangan untuk persetujuan rencana pertambangan. Kemudian ada juga Mining Contract untuk komersial mineralnya.
Timor Leste turut berpartisipasi dalam 11th ASOMM Joint Working Groups Meeting and its associated meetings sebagai observer. “ASOMM sangat penting bagi pemerintah Timor Leste. Kami berharap dengan berpartisipasi di ASOMM meski hanya sebagai observer, kami mendapatkan banyak Pelajaran tentang bagaimana ASEAN community mengatur industri pertambangan dengan baik untuk kepentingan negara-negara ASEAN. Kegiatan-kegiatan di ASOMM sangat bermanfaat bagi Timor Leste, secara khusus pada kegiatan-kegiatan capacity building yang sudah disiapkan,”pungkasnya.