Jakarta, TAMBANG – Gelombang keroyokan investor asing yang membidik nikel Indonesia tampaknya mempengaruhi PT Resource Alam Indonesia Tbk. Perusahaan batu bara yang menjadi induk PT Insani Baraperkasa ini mengakuisisi dua tambang nikel, yaitu PT Buton Mineral Indonesia (BMI) dan PT Bira Mineral Nusantara.
Melalui keterbukaan informasi, emiten berkode saham KKGI itu melakukan pembelian saham dua tambang nikel pada 15 Januri 2021. KKGI telah menandatangani akta pembelian sebesar 70% saham milik Buton Mineral dan Bira Mineral.
Kedua transaksi tersebut bukan merupakan transaksi material. Nilai transaksi pembelian yang dikeluarkan KKGI sebesar Rp 350 juta. Perinciannya, sebesar Rp 175 juta untuk masing-masing tambang.
“Alasan dilakukan pembelian untuk persiapan ekspansi pada bisnis tambang nikel,” tutur Direktur Resource Alam Indonesia, Agoes Soegiarto, Selasa (19/1).
Ia menjelaskan, mengingat transaksi tersebut bukan transaksi material, maka tidak ada dampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan maupun kelangsungan usaha KKGI terkait akuisisi ini.
Sebagai informasi, mengacu komposisi pemegang saham perseroan efektif 31 Desember 2020, saham KKGI digenggam oleh UBP SG-Energy Collier Pte. Ltd., dengan kepemilikan 26,37%. Lalu PT Sejahterah Jaya Cita sebesar 25,52%. Lainnya digenggam oleh UBS AG Singapore dengan kepemilikan 7,97% dan LG International Singapore Pte. Ltd sebesar 5%. Sisanya digenggam oleh pemegang saham publik sebesar 29,01% dan saham treasury sebesar 6,13%.
KKGI memiliki tiga anak usaha yang bergerak di bidang batu bara. Pertama Insani Baraperkasa, pemegang PKP2B Generasi ketiga di Kalimantan Timur dengan konsesi seluas 24 ribu hektare. Kedua PT Loa Haur, pemegang IUP Operasi Produksi di Kalimantan Tengah dengan Konsesi lima ribu hektare. Kemudian ketiga PT Kaltim Mineral, pemegang IUP Eksplorasi di Kalimantan Timur dengan konsesi 10 ribu hektare.
Sebelumnya, Insani Baraperkasa telah mendandatangani perjanjian kerjasama dengan Puslitbang Tekmira Kemeterian ESDM untuk melakukan kajian hilirisasi batu bara. Mereka bakal melakukan pengembangan teknologi underground coal gasification (UCG) untuk menghasilkan invensi, inovasi, penguasaan tehnologi baru.
Selain bergerak di bidang batu bara, KKGI juga punya anak usaha di sektor pembangkit listrik mini hydro. Melalui PT Khatulistiwa Hidro Energi, KKGI sudah melakukan tanda tangan power purchase agreement (PPA) dengan pihak PT Perusahaan Listrik Negara. Adapun kapasitas pembangkit tersebut sebesar 6,4 megawaatt, yang berlokasi di Cicatih, Jawa Barat. Operasinya sudah berjalan sejak Oktober 2019.