Beranda ENERGI Kelistrikan Indonesia-Jepang Mulai Proyek Rendah Karbon Tahun Ini

Indonesia-Jepang Mulai Proyek Rendah Karbon Tahun Ini

Jakarta-TAMBANG. Kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Jepang untuk mendukung proyek pembangunan rendah karbon siap dimulai tahun ini. Pemerintah Jepang dan Indonesia menyepakati kerja sama Joint Crediting Mechanism atau mekanisme kredit bersama. Implementasi yang dilakukan dalam bentuk investasi proyek pembangunan rendah karbon di Indonesia.

 

Dicky Edwin Hindarto, Kepala Sekretariat JCM mengatakan pemerintah Jepang akan memberikan insentif berupa bantuan teknologi yang mengusung skema rendah karbon dan ramah lingkungan bagi proyek yang dibangun di Indonesia. Sejak 2010 sudah ada 96 proyek yang masuk tahap uji kelayakan. Jika dinilai layak, maka secepatnya akan diimplementasikan.

 

“Sejak 2013 dilakukan pula proses implementasi tiga proyek demonstrasi yang dibiayai METI dan 9 proyek Kementerian Lingkungan di Indonesia,” kata Dicky di Jakarta, Kamis (30/4).

 

Dari kedua belas proyek yang sudah berjalan, salah satu proyek yang mencuri perhatian adalah pembangkit listrik dari panas buang industri milik PT Semen Indonesia di Tuban, Jawa Timur. Proyek tersebut merupakan yang terbesar ditangani JCM dengan nilai investasi mencapai US$ 52 juta. Pembangkit listrik tersebut nantinya mampu menghasilkan listrik sebesar 30,4 MW dengan penurunan emisi mencapai 122.000 tCO2 per tahun.

 

Meskipun seluruh proyek ini dilaksanakan di Indonesia, Jepang sendiri, kata Dicky, cukup masif mendorong penggunaan energi terbarukan dan teknologi rendah karbon di negaranya. Walaupun selama empat tahun belakangan ini Jepang cukup agresif melakukan impor batu bara dari Indonesia sebagai alternatif dari pembangkit nuklir mereka yang masih ditutup pasca gempa 2011.

 

“Betul mereka sedang gencar pakai batu bara tapi di domestik jepang ada juga mekanisme proyek rendah karbon. Pada PLTU batu bara teknologi yang digunakan lebih canggih sehingga hasil pembakaran lebih efisien tanpa menghasilkan banyak karbon.”

 

Lebih lanjut menurut Dicky, Indonesia dan Jepang berkomitmen untuk terus melanjutkan skema JCM. Pemeritah Indonesia akan terus melakukan upaya peningkatan investasi, pengembangan instrumen teknis, serta peningkatan pihak swasta sebagai pelaku proyek maupun peran lainnya.