TAMBANG, TEHERAN. PEMERINTAH Indonesia dan Iran menyepakati perjanjian jual beli 80.000 ton liquified petroleum gas (LPG), di Teheran, Senin kemarin. Penandatanganan pembelian LPG itu dihadiri oleh Menteri Perminyakan Iran, Bijan Namdar Zanganeh, dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said. Menurut Sudirman Said, LPG itu akan dikirim dalam dua kargo.
Media berbahasa Inggris dari Iran, Tehran Times melaporkan, berdasar kontrak, Indonesia akan membeli LPG 500.000 ton. Iran tidak membatasi ikatan kerjasamanya dengan Indonesia. ‘’Iran membuka pintunya bagi BUMN maupun perusahaan swasta dari Indonesia, untuk bekerjasama di bidang perminyakan, gas, dan petrokimia,’’ kata Zanganeh.
Maret lalu, Indonesia dan Iran menyepakati perluasan kerjasama di bidang perminyakan, gas, industri petrokimia, dan bidang lain yang relevan. Delegasi Iran berkunjung ke Indonesia pada 23 Februari. Pembicaraan antara Indonesia dan Iran berlangsung di Bogor.
Sehari kemudian, 24 Februari, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Wiratmaja Puja dan Direktur Asif Pasifik Departemen Internasional Kementerian Perminyakan Iran, Marzieh Riahi, menandatangani nota kesepahaman antara Iran dan Indonesia.
Di Jakarta, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengungkapkan, pihaknya berminat membeli minyak mentah dari Iran, karena harganya murah. ‘’Minyak mentah dari Iran bisa jadi kompetitor untuk pemasok yang lain,’’ katanya.
Pertamina juga berminat menggarap ladang migas di Iran. ‘’Kami sekarang ikut tender. Peluangnya cukup bagus,’’ katanya.