Jakarta – TAMBANG. Sejak awal tahun, PT Indo Tambangraya Megah, Tbk (ITMG)xsebenarnya sudah melirik bisnis pembangkit listrik. Namun hingga kini, rencana tersebut masih terus dikaji pihak perseroan. ITMG pun tak segan mencari rekanan untuk menggarap proyek tersebut.
Edward Manurung, Direktur Keuangan ITMG, mengungkapkan bahwa peluang bisnis pembangkit listrik cukup menggiurkan, mengingat kebutuhan pasokan listrik Indonesia yang sangat besar. Langkah ekspansi bisnis Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) memang menjadi alternatif bagi perusahaan tambang batu bara, ketika harga komoditas tersebut terus mengalami pelemahan.
“Sampai saat ini belum ada realisasinya. Dulu saya bilang 2 x 100 MW itu kan ancang-ancang saja. Semuanya tergantung peluang dan kebutuhan pasarnya,” ujarnya, Rabu (10/12), di Jakarta.
Namun demikian, ITMG sekarang hanya merencanakan proyek PLTU berkapasitas 1 x 100 MW. Untuk memuluskan proyek tersebut, ITMG mengaku akan menggandeng partner strategis. Kemudian, produksi listrik dari PLTU itu nantinya akan dijual ke PT PLN (Persero). Edward pun kembali menegaskan bahwa semua rencana itu masih dalam tahap studi dan kajian.
Terkait besaran investasi yang harus disiapkan, ia hanya membeberkan perhitungan kasar yang mencapai US$ 100 juta. “Kalau investasi pasti kami belum bilang, karena belum final. Tetapi 1 MW kan biasanya menelan dana US$ 1 juta,” katanya.
Sebenarnya, bagi ITMG urusan membangun pembangkit listrik bukanlah hal baru. Anak usahanya, PT Indominco Mandiri telah memiliki PLTU berkapasitas 2 x 7 MW. Dengan kapasitas yang kecil, pembangkit itu memang tidak didesain untuk keperluan komersial. Pembangkit yang berlokasi di area pertambangan batu bara di Pulau Kalimantan itu hanya dimanfaatkan untuk operasional tambang sendiri.